Setelah Pemadaman Media Sosial, Pengunjuk Rasa Sri Lanka Kembali Berdemo untuk Menentang Jam Malam

- 3 April 2022, 22:29 WIB
lustrasi pengunjuk rasa di Sri Lanka/
lustrasi pengunjuk rasa di Sri Lanka/ /markus spiske/Paxels.com/

Baca Juga: Denzel Washington Beri Komentar Soal Will Smith Menampar Chris Rock: Satu-satunya Solusi Adalah Doa

Tagar anti-pemerintah "#GoHomeRajapaksas" dan "#GotaGoHome" telah menjadi tren lokal selama berhari-hari di Twitter dan Facebook.

Seorang aktivis media sosial ditangkap pada hari Jumat karena mengunggah materi yang diduga dapat menyebabkan keresahan publik.

Ratusan pengacara telah mengajukan diri untuk mewakili pengunjuk rasa anti-pemerintah yang ditangkap oleh pihak berwenang. Asosiasi Pengacara yang berpengaruh di Sri Lanka juga mendesak pemerintah untuk membatalkan keadaan darurat.

Para diplomat Barat di Kolombo menyatakan keprihatinan atas penggunaan undang-undang darurat untuk meredam perbedaan pendapat demokratis dan mengatakan mereka memantau perkembangan dengan cermat.

Baca Juga: Jurnalis Ukraina yang Hilang Ditemukan Tewas: Rusia Melakukan Kejahatan Perang

Protes solidaritas dipentaskan di tempat lain di dunia selama akhir pekan termasuk di kota Melbourne Australia, rumah besar bagi imigran Sri Lanka.

Kekurangan mata uang asing yang kritis telah membuat Sri Lanka berjuang untuk melunasi utang luar negerinya yang membengkak sebesar US$51 miliar, dengan pandemi yang merusak pendapatan vital dari pariwisata dan pengiriman uang.

Krisis juga membuat negara yang bergantung pada impor tidak mampu membayar bahkan untuk kebutuhan pokok.

Kekurangan solar telah memicu kemarahan di seluruh Sri Lanka dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan protes di pompa kosong, dan utilitas listrik telah memberlakukan pemadaman 13 jam untuk menghemat bahan bakar.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Channel News Asia


Tags

Terkait

Terkini

x