Setelah Pemadaman Media Sosial, Pengunjuk Rasa Sri Lanka Kembali Berdemo untuk Menentang Jam Malam

- 3 April 2022, 22:29 WIB
lustrasi pengunjuk rasa di Sri Lanka/
lustrasi pengunjuk rasa di Sri Lanka/ /markus spiske/Paxels.com/

Jalan itu dibrikade beberapa ratus meter dari rumah pemimpin oposisi Sajith Premadasa. Massa terlibat dalam ketegangan dengan pasukan keamanan selama hampir dua jam sebelum bubar dengan damai.

“Presiden Rajapaksa lebih baik menyadari bahwa arus telah mengubah pemerintahan otokratisnya,” kata anggota parlemen SJB Harsha de Silva kepada AFP seperti yang dilansir Kabar Besuki dari Channel News Asia (CNA).

Rekan legislator SJB, Eran Wickramaratne juga mengutuk keadaan deklarasi darurat dan kehadiran pasukan militer di jalan-jalan kota.

Dia mengungkapkan mewakili pengunjuk rasa bahwa mereka tidak bisa membiarkan pengambilalihan militer dan negara ini masih demokrasi.

Penyedia layanan internet mengungkapkan kepada pelanggan mereka bahwa semua platform media sosial seperti WhatsApp, Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube ditutup pada hari Minggu atas perintah otoritas pertahanan.

Baca Juga: Omicron di Puncak Tertinggi China dengan Subtipe Baru, Dilaporkan Melebihi 13 Ribu Kasus Harian

Outlet media swasta juga melaporkan bahwa kepala regulator internet Sri Lanka telah mengundurkan diri setelah diterbitkannya perintah tersebut.

Sebelum larangan itu berlaku, warganet melakukan aksi protes di media sosial. Kerumunan kecil yang menentang jam malam mengadakan demonstrasi damai pada Sabtu di berbagai lingkungan sekitar Kolombo.

Keretakan di pemerintahan telah muncul, dengan keponakan presiden Namal Rajapaksa mengumumkan bahwa di telah mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali perihal pemadaman internet.

“Saya tidak akan pernah memaafkan pemblokiran media sosial,” kata Namal yang juga sebagai Menteri Olahraga itu.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Channel News Asia


Tags

Terkait

Terkini

x