Alexander Dugin Adalah Otak Dibalik Invasi Ukraina, Berencana Merebut Hagia Sophia Sebagai Gereja

- 17 April 2022, 14:19 WIB
Alexander Gelyevich Dugin, adalah penasihat spiritual dari Vladimir Putin
Alexander Gelyevich Dugin, adalah penasihat spiritual dari Vladimir Putin /@gelio515/Instagram

KABAR BESUKI - Alexander Gelyevich Dugin, lahir 7 Januari 1962 seorang filosofi, profesor, pengamat politik, dan strategi pengamat.

“Susah mau mendeskripsikan dia, filosofi iya, profesor iya, analisis iya, strategi, pengamat, dan dikenal oleh orang-orang di Barat sebagai The Man Behind Putin, dianggap memiliki pandangan yang fasih,” kata Gamal.

Pemimpin harus absolut dan tidak boleh ditentang, jadi media Barat mengklaim Dugin seorang yang fasis,” dilansir Kabar Besuki dari YouTube GAMAL.

Baca Juga: Usai Penyerangan di Masjid Al Aqsa, Ratusan Warga Palestina Gelar Aksi Protes Terhadap Israel

Media Barat mengatakan bahwa Dugin adalah seseorang yang anti demokrasi, bahkan dirinya sendiri menyatakan bahwa dia anti liberalisme dan demokrasi.

Menurutnya demokrasi Barat adalah kebohongan.

Pekerjaan utama Dugin adalah filsuf yang beraliran Philosopher Russian sekaligus berperan sebagai penasihat Vladimir Putin, yang dijuluki sebagai Putin’s Brain.

Sebelumnya, pada 2014 Putin juga pernah melakukan invasi Ukraina, dan itu merupakan saran dari Alexander Dugin.

Meskipun jarang orang mengetahui tentang Dugin, tapi dia merupakan tokoh yang sangat penting karena dia adalah otak di balik Putin.

Baca Juga: Kisah Pilu Wanita Tua Ukraina Bertahan dengan Ayamnya Padahal Berada Dibelakang Garis Musuh

Dugin juga merupakan bapak dari ideologi Eurasianism, dia juga sering menulis sebuah buku, di buku-buku tersebut sering menjelaskan kalau dia mempunyai sebuah ide tentang Eurasianism.

Ideologi tersebut menganggap Rusia bukan negara Eropa, karena Rusia secara kultural dan ideologi lebih mirip Asia.

Eurasianism adalah sebuah gagasan yang ingin menandingi NATO dan Uni Eropa.

Dia menginginkan daerah-daerah bekas Uni Soviet bergabung dengan sebuah partai ekonomi seperti Uni Eropa.

Namun, bukan seperti sistem Uni Soviet melainkan dengan sistem yang Rusia jalankan.

Dugin tidak ingin menjalankan sistem seperti Uni Soviet, karena dia membenci komunisme atau tidak menyukai Uni Soviet.

Dia juga percaya bahwa Uni Soviet terbentuk karena settingan dari zionis, dia ingin membuat Eurasianism menjadi persatuan Eurasia.

Baca Juga: Rusia Kembali Menghancurkan Ibukota Ukraina Sebagian Besar Mariupol, Volodymyr Zelenskyy: Situasi Kami Sulit

Menurut Dugin, dogma Barat , liberalisme, dan demokrasi merupakan sebuah penyakit yang memaksakan dunia menjadi tunggal, dan menjadi sama seperti Amerika.

Karena menurut Amerika, demokrasi Amerika adalah yang terbaik untuk seluruh orang di dunia dan itulah Amerika.

Zionisme memaksakan satu dogma agar semua orang sama, seperti ya’juj dan ma’juj, yang menginginkan semua orang menjadi ya’juj.

Dugin sendiri merupakan kristen ortodok yang tidak sepaham dengan liberalisme maupun kristen di Eropa Barat.

Menurutnya liberalisme Barat merupakan propaganda anti Ketuhanan.

Karena dia termasuk orang yang menyukai eskatologi, menyukai konspirasi, dan dia juga merupakan seorang teman dari Imran Hosein, seorang eskatologi.

Sayangnya, dia tidak mempelajari eskatologi yang dipelajari Imran Hosein karena berbeda.

Baca Juga: Rusia Kembali Menghancurkan Ibukota Ukraina Sebagian Besar Mariupol, Volodymyr Zelenskyy: Situasi Kami Sulit

Hosein mempelajari dari sisi islam, sedangkan Dugin mempelajari ilmu akhir zaman dari sisi Rusia eskatologi  kristen ortodoks.

Dalam eskatologi ortodoks kristen Timur yang dipelajari, Dugin menjelaskan bahwa nanti Renaisans untuk bangsa Rusia saat rezim anti kristus tumbang.

“Kapan? Ya, sekarang,” tegas Gamal.

Menurut Dugin, Rezim anti kristus adalah rezim anti Ketuhanan yang diciptakan oleh zionis Uni Soviet.

Prediksi ini telah dibuat Dugin jauh sebelum Uni Soviet lahir, dibuat pada zaman Rusia masih berada pada kerajaan Rusia ortodoks.

Akhirnya, Dugin mulai meneliti tentang armagedon, freemason tahun 1990, buku-bukunya menceritakan tentang zionis, banker, konspirasi uang, dan mempercayai konspirasi elite global atau new order, itu sebabnya dia berteman dengan Imran Hosein yang juga mempercayai hal yang sama.

Baca Juga: Ratusan Warga Palestina Ditahan Pemerintah Israel, Humas Palestina: Hentikan Kunjungan Provokatif

Menurut eskatologi Rusia ortodoks, jalan menuju Renaisans akan terjal, dan Dugin percaya jalan satu-satunya adalah melalui peperangan.

Itulah kenapa Rusia berani melakukan invasi Ukraina, padahal pada 2014 Rusia mendapatkan sanksi yang sangat besar, sama hal nya dengan sekarang, begitu Vladimir Putin melakukan invasi sanksi besar terjadi.

Kemungkinan juga Putin sudah mengetahui akan ada sanksi berat bagi Rusia sehingga dia tidak terkejut dan takut sama sekali.

Putin dan Dugin yakin untuk menuju Renaisans dibutuhkan pengorbanan.

Yang kedua Dugin percaya suatu hari nanti akan menaklukkan konstantinopel, merebut kembali kekuasaan mereka yaitu Istanbul, Hagia Sophia untuk dijadikan sebagai gereja mereka.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Youtube GAMAL


Tags

Terkait

Terkini