Pfizer Pertahankan Perkiraan Penjualan Produk COVID-19 Jadi USD22 Miliar, Meski Pembatasan Pandemi Mulai Reda

- 4 Mei 2022, 02:46 WIB
Ilustrasi vaksin COVID-19 jenis Pfizer/Pixabay/x3
Ilustrasi vaksin COVID-19 jenis Pfizer/Pixabay/x3 /

KABAR BESUKI – Selasa, 3 Mei 2022, Pfizer mempertahankan perkiraan penjualan untuk produk COVID-19 setelah serangkaian kenaikan prospek penjualan untuk vaksin COVID-19 tahun lalu, sebagai tanda bahwa melambatnya pertumbuhan yang "memusingkan".

Beberapa negara di seluruh dunia telah melonggarkan pembatasan terkait pandemi COVID-19 dan melonggarkan aturan pemakaian masker dan karantina, bahkan saat kasus meningkat di beberapa wilayah.

Dilansir Kabar Besuki dari CNA, Analis Citi Andrew Baum dalam sebuah catatan penelitian mengatakan, berkurangnya kekhawatiran perihal COVID-19 di antara pasien dan pemerintah dapat menghasilkan ketidakpastian atas kemampuan Pfizer untuk melampaui perkiraan penjualan untuk vaksin dan pilnya.

Perusahaan itu mengatakan pihaknya mengharapkan US$22 miliar dalam penjualan pil COVID-19 Paxlovid tahun ini, dibandingkan dengan ekspektasi rata-rata analis sebesar US$26,1 miliar.

Pfizer sebelumnya mengatakan, perkiraannya sebesar $22 miliar dalam penjualan Paxlovid hanya mewakili sebagian kecil dari 120 juta kursus yang dapat diproduksi perusahaan tahun ini.

Baca Juga: Hepatitis Misterius Diduga Menjadi Penyebab 3 Anak Meninggal di Jakarta, Kemenkes Minta Masyarakat Waspada

Keengganan perusahaan untuk mengangkat perkiraan itu bisa menunjukkan kelangkaan kontrak penjualan baru untuk pil selama kuartal pertama.

Dalam sambutan yang disiapkan untuk panggilan konferensi perusahaan dengan investor, Kepala Eksekutif, Albert Bourla mengatakan, perusahaan telah melihat peningkatan yang signifikan dalam penggunaan obat di Amerika Serikat baru-baru ini, dan beberapa negara yang mengalami wabah baru-baru ini telah meminta lebih banyak pengobatan.

"Kami memperkirakan tren baru-baru ini untuk memperluas akses, serta pertanyaan yang diterima dari pemerintah saat virus bermutasi dan menyebabkan lonjakan infeksi di seluruh dunia, menghasilkan peningkatan pesanan dalam beberapa bulan mendatang," kata Bourla.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF


Tags

Terkait

Terkini

x