G7 Pemimpin Terkaya di Dunia Tetapkan Sanksi Baru untuk Hantam Arteri Ekonomi Rusia

- 9 Mei 2022, 10:52 WIB
Para pemimpin G7 memberikan sanksi baru terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Para pemimpin G7 memberikan sanksi baru terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. /REUTERS/Alessandro Bianchi

KABAR BESUKI - Para pemimpin dari Kelompok Tujuh (G7) telah berkomitmen untuk menghapus ketergantungan energi pada Rusia saat mereka mengumumkan sanksi baru sebagai bagian dari sanksi terkoordinasi.

Paket dari sanksi yang terkoordinasi ini belum pernah terjadi sebelumnya, hal ini dilakukan untuk memperkuat isolasi ekonomi Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina.
 
G7 merupakan tujuh negara terkaya di dunia yaitu, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Amerika Serikat telah meningkatkan kampanye melawan elit Rusia yang mendukung Presiden Vladimir Putin.
 
Kelompok elit Rusia  dituduh sebagai kelompok yang mempermalukan pengorbanan sejarah Rusia melawan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
 
"Kami akan memastikan bahwa kami melakukannya secara tepat waktu dan teratur, dan dengan cara yang menyediakan waktu bagi dunia untuk mengamankan pasokan alternatif," menurut salah satu pemimpin G7.
"Kami akan melanjutkan dan meningkatkan kampanye kami melawan elit keuangan dan anggota keluarga yang mendukung Presiden Putin dalam upaya perangnya dan menyia-nyiakan sumber daya rakyat Rusia," lanjutnya.
 
White House mengatakan bahwa, sanksi baru itu akan menghantam keras arteri utama ekonomi Putin dan menolak pendapatan yang dia butuhkan untuk mendanai perangnya.
 
Setelah bertemu secara virtual dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, para pemimpin mengatakan mereka akan memutuskan layanan utama yang menjadi sandaran Rusia dan memperkuat isolasi Rusia di sektor ekonominya.
 
Kelompok tersebut menyatakan keprihatinan bahwa perang itu menyebabkan gangguan ekonomi global.
 
Berdampak pada keamanan pasokan energi global, penyediaan pupuk dan makanan, dan berfungsinya rantai pasokan global.
 
"Bersama dengan PBB, kami menyerukan Rusia untuk mengakhiri blokade dan semua kegiatan lain yang menghambat produksi pangan Ukraina, sejalan dengan komitmen internasionalnya," kata perwakilan dari G7.
 
"Kegagalan untuk melakukannya akan dilihat sebagai serangan untuk memberi makan dunia," lanjutnya.
 
Langkah-langkah tambahan termasuk sanksi terhadap tiga stasiun televisi Rusia, larangan penyediaan layanan akuntansi dan konsultasi untuk Rusia, dan sanksi eksekutif Gazprombank Rusia.
 
Tindakan yang dikenakan terhadap eksekutif Gazprombank bukan yang pertama melibatkan bank, yang terkait erat dengan eksportir gas raksasa Rusia Gazprom.
 
Tetapi, AS dan sekutunya telah menghindari mengambil langkah-langkah yang dapat menyebabkan gangguan gas ke Eropa, karena pelanggan utama Rusia.
 
"Ini bukan blok penuh. Kami tidak membekukan aset Gazprombank atau melarang transaksi apapun dengan Gazprombank," kata pejabat senior Administrasi Presiden Joe Biden.
 
"Apa yang kami isyaratkan adalah bahwa Gazprombank bukanlah tempat yang aman, jadi kami memberi sanksi kepada eksekutif bisnis top mereka untuk menciptakan efek yang mengerikan," lanjutnya.
 
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson berbicara kepada kelompok itu dengan mengatakan bahwa, dunia harus melangkah maju dan lebih cepat untuk mendukung Ukraina.
 
"Ukraina perlu menerima peralatan militer yang memungkinkan mereka tidak hanya bertahan di Ukraina, tetapi juga merebutnya kembali," kata Johnson.
 
Dilansir Kabar Besuki dari Al-Jazeera, pertemuan G7 datang saat Eropa memperingati berakhirnya Perang Dunia II dan pembebasan Eropa dari Nazisme dan Fasisme.
 
Dalam sambutannya, G7 mengatakan bahwa tindakan Presiden Putin di Ukraina mempermalukan Rusia dan pengorbanan sejarah rakyatnya.***
 

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Aljazeera


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x