Kasus COVID-19 Pertama di Korea Utara Dianggap dapat Memicu Krisis Kesehatan yang Besar Bagi Negara Tersebut

- 13 Mei 2022, 20:39 WIB
Korea Utara dengan kasus COVID-19 pertamanya dapat mengakibatkan krisis kesehatan besar/
Korea Utara dengan kasus COVID-19 pertamanya dapat mengakibatkan krisis kesehatan besar/ /Twitter/@ReutersAsia/

Tetapi Korea Utara mendapat sanksi berat atas program senjata nuklirnya. Sejak 2020 negara tersebut telah mempertahankan lockdown perbatasan yang ketat dan memblokir banyak pasokan.

Para ahli mengatakan bahwa sejauh ini laju pengujian menunjukkan Korea Utara tidak dapat menangani jumlah kasus simtomatik yang telah dilaporkan.

Menurut data WHO terbaru, hingga akhir Maret, hanya 64.207 dari 25 juta orang Korea Utara yang telah di tes COVID-19, dan semua hasilnya negatif,.

"Korea Utara telah menguji sekitar 1.400 orang setiap minggu. Dengan asumsi mereka berada pada kapasitas puncaknya, maka mereka dapat melakukan 400 test per hari maksimal, hampir tidak cukup untuk menguji 350.000 orang dengan gejala," kata Kee Park dari Harvard Medical School, yang telah bekerja pada proyek perawatan kesehatan di Korea Utara.

Baca Juga: Korea Utara Berlakukan Lockdown untuk Pertama Kalinya Karena Covid-19

Tidak jelas apakah Korea Utara telah memberlakukan penggunaan masker sejak pandemi dimulai. Warga kadang-kadang terlihat mengenakan masker, tetapi juga bebas masker di beberapa acara politik besar yang memobilisasi puluhan ribu orang.

Kim Jong Un untuk pertama kalinya mengenakan masker pada pertemuan terkait tanggapan COVID-19 pada Kamis, 12 Mei 2022.

Korea Utara menempati urutan terakhir di dunia karena kemampuannya menanggapi dan mengurangi penyebaran epidemi, menurut Indeks Keamanan Kesehatan Global terbaru pada bulan Desember.

Sistem perawatan kesehatan Korea Utara secara kronis kekurangan sumber daya, meskipun memiliki jumlah dokter terlatih yang tinggi dan kemampuan untuk menyebarkan dan mengatur staf dengan cepat dalam menghadapi keadaan darurat.

Setiap desa di Korea Utara memiliki satu atau dua klinik atau rumah sakit, dan sebagian besar rumah sakit daerah dilengkapi dengan fasilitas sinar-X walaupun belum tentu berfungsi, kata WHO dalam laporan Strategi Kerjasama Negara 2014-2019.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Channel News Asia


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x