Kejaksaan Negeri Banyuwangi Catat 3 Perkara Tertinggi di 2020, Pelanggar UU Kesehatan Paling Dominan

- 30 November 2020, 20:25 WIB
Ilustrasi hukum, peraturan, hakim.
Ilustrasi hukum, peraturan, hakim. //Pixabay/Succo /

KABAR BESUKI - Jelang akhir tahun 2020 yang menyisakan 1 bulan, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Banyuwangi mencatat ada tiga tren kasus perkara tertinggi yang ditangani sepanjang Januari hingga November 2020.

Diantara ketiga perkara tersebut, yakni menyangkut undang-undang kesehatan, narkotika dan perlindungan anak.

Kasi Pidana Umum Kejari Banyuwangi melalui Kasubsi Tiprodin dan Penkum, Ghandi Muchlisin merincikan, adapun perkara terkait undang-undang kesehatan ada 128, narkotika 121 perkara dan perlindungan anak ada 67 perkara.

Baca Juga: Sambutan Warga Terhadap Pasangan Calon Ipuk-Sugirah Semakin Positif

Kasus terkait undang-undang kesehatan sendiri didominasi peredaran obat ilegal. Selain harganya murah per butirnya juga cara dapatnya mudah.

"Orang dapatnya mudah, mungkin dari pertemanan, bahkan dijual beli online pun seperti di facebook," kata Ghandi saat dikonfirmasi di kantor Kejari setempat, Senin (30/11/2020).

Dia menjelaskan, kasus pencabulan dan kekerasan terhadap anak juga lumayan tinggi di Banyuwangi, dalam satu bulan pihaknya menangani 5 sampai 10 perkara.

Baca Juga: Sambutan Warga Terhadap Pasangan Calon Ipuk-Sugirah Semakin Positif

Menurut Ghandi, dari berbagai tersangka kasus yang sudah ditangani mereka dituntut hukuman bervariasi. "Dengan melihat situasinya, kasuistik sih sebenarnya, karena setiap perkara punya keunikan tersendiri," tukasnya.

Ghandi menambahkan, ada juga sejumlah kasus pembunuhan yang ditangani oleh Kejari Banyuwangi. Salah satu diantaranya, yakni pembunuhan dengan membakar si korban di Desa Pondoknongko pada Januari 2020. "Itu divonis mati, karena perencanaannya sudah matang dari awal," ucapnya.

Baca Juga: Sinopsis 'God of Gomblers' Tayang 30 November 2020, Pukul 23.30 WIB di Bioskop Trans TV

Sementara penanganan berbagai perkara di Kejari Banyuwangi pada tahun ini dibilang meningkat ketimbang tahun sebelumnya.

"Ketika dilihat dari Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) nya yang masuk selama tahun 2019 ada 795, sedangkan untuk tahun 2020 Januari-November ada 863. Dilihat dari situ sih ada peningkatan," tandas Ghandi.***

Editor: Surya Eka Aditama


Tags

Terkini

x