BMKG Prediksi Musim Kemarau 2021 Akan Terjadi Bertahap di Indonesia Mulai April, Waspada Ancaman Karhutla

26 Maret 2021, 07:40 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati// prediksi awal kemarau /Tangkapan layar video Antara

KABAR BESUKI - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal kemarau di sebagian provinsi di Indonesia akan dimulai pada April 2021.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam sebuah konferensi pada Kamis 25 Maret 2021 di Kantor BMKG, Jakarta mengatakan jika musim kemarau di Indonesia akan terjadi secara bertahap.

"Awal musim kemarau di wilayah Indonesia yang luas ini, tidak terjadi serempak. Tidak seketika semuanya seluruh wilayah Indonesia langsung musim kemarau," kata Dwikorita.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar ‘Rinduku’, Single Pertama Ghea Indrawari Pasca Menjadi Alumni Indonesian Idol

Dari total 342 zona musim di indonesia, sebanyak 22.8 persen diprediksi akan mengalami musim kemarau pada bulan april 2021.

Wilayah yang diprediksi akan mengalami kemarau pertama kali adalah Bali, Nusa Tenggara, dan wilayah Jawa

Sementara itu sebanyak 30.4 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada mei 2021, meliputi sebagian Nusa Tenggara, sebagian Bali, Jawa, Sumatra, sebagian Sulawesi, dan sebagian papua.

Kemudian sebanyak 27.5 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada bulan Juni, meliputi sebagian Sumatera, Jawa, sebagian Kalimantan, sebagian Sulawesi, sebagian kecil Maluku, dan Papua.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar ‘Keajaiban’ oleh Ghea Indrawari, Jika Kita Bertemu Ingin Aku Sampaikan

"Musim Kemarau di tahun 2021 akan datang lebih lambat dengan akumulasi curah hujan yang mirip dengan kondisi musim kemarau biasanya," ujar Dwi.

Ia melanjutkan jika itu artinya musim kemarau 2021 cenderung normal dan peluang kekeringan meteorologis kecil terjadi.

Kemudian dalam konferensi tersebut juga disebut mengenai perkiraan puncak musim kemarau 2021 yang diprediksi berakhir pada bulan Agustus 2021.

Kementerian dan lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat dihimbau untuk waspada terhadap kemungkinan dampak musim kemarau yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.

Baca Juga: Siswa Asal Jawa Timur Menjadi yang Terbanyak Diterima Di PTN Jalur SNMPTN Tahun 2021

Karhutla biasanya rawan terjadi di daerah yang kering dan kekurangan air bersih, sehingga BMKG juga menghimbau Pemerintah Daerah untuk memantau tinggi muka air lahan gambut.

Untuk mencegah kekeringan, BMKG juga menyarankan Pemda untuk melakukan penyimpanan air pada musim kemarau untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air lainnya melalui gerakan memanen air hujan.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan jika puncak musim kemarau akan membuat ancaman karhutla semakin meningkat.

Baca Juga: Perkembangan Teknologi Vaksin Prospeknya Kian Bagus, Bisa Dibuat 100 persen Hanya Pakai Komputer

Menurut BMKG, prakiraan musim kemarau di tahun 2021 tidak sekering musim kemarau pada tahun 2015, namun BMKG tetap menekankan jika bahaya karhutla akan selalu ada terutama di musim kemarau.***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler