Jokowi Instruksikan Pembelajaran Tatap Muka Hanya 2 Kali dalam Sepekan, Maksimal Siswa 25 Persen

8 Juni 2021, 17:21 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) /@jokowi/instagram.com/

KABAR BESUKI - Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut angkat bicara soal rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah yang akan dibuka kembali pada Juli 2021 mendatang.

Di tengah kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia, Jokowi meminta pembelajaran tatap muka di sekolah harus dilakukan dengan ekstra hati-hati.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan lima instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pelaksanaan kembali sekolah tatap muka.

Baca Juga: Alasan Wanita Tampak Lebih Cepat Tua daripada Pria, Faktanya Mengejutkan!

PTM terbatas mewajibkan sekolah hanya membolehkan maksimal 25 persen siswa yang masuk. Kemudian kegiatan PTM tidak boleh dari dua hari dalam sepekan. 

Lalu pelaksanaan PTM maksimal hanya boleh dua jam.

"Hanya boleh maksimal 25 persen dari murid yang hadir. Tidak boleh lebih dari dua hari seminggu, jadi seminggu hanya dua hari. Kemudian setiap hari maksimal hanya dua jam. Opsi untuk menghadirkan anak adalah ditentukan orang tua," tutur Budi, seperti dilansir Kabar Besuki dari YouTube TvOneNews.

Baca Juga: Jerinx Drumer SID Akhirnya Bebas Setelah Jalani 10 Bulan Penjara, Pamer Foto Mesra Bareng Istri

Budi juga menekankan, opsi menghadirkan anak ke sekolah ditentukan orang tua. "Tugas kami, memastikan semua guru harus selesai divaksinasi sebelum sekolah dimulai, jadi mohon bantuan kepada kepala daerah untuk memprioritaskan guru," ujar dia.

Instruksi itu disampaikan pada saat rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Menko perekonomian, Kapolri, Panglima TNI dan Kepala BNPB di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin 7 Juni 2021.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek), Nadiem Makarim mengatakan pembelajaran tatap muka tetap akan digelar pada Juli 2021.

Baca Juga: Kesalahan Sistem yang Menyebabkan Kecelakaan Kereta Api Menewaskan 56 Orang Terjadi di Pakistan

Namun, Nadiem menekankan bahwa orangtua memiliki hak mutlak untuk menentukan apakah anaknya sudah boleh ikut sekolah tatap muka atau belum.

“Itu hak prerogatif orang tua untuk memilih anaknya mau belajar tatap muka atau belajar jarak jauh,” tegas Nadiem dari laman resmi Kemendikbud-Ristek.

Ia menyebutkan, mayoritas peserta didik dan orang tua sudah ingin tatap muka.

"Hampir 80 persen sudah ingin tatap muka. Karena juga sudah lebih percaya diri dengan protokol kesehatan," ujar dia.

Baca Juga: MNC Group Berkomitmen Hadirkan Tayangan Berkualitas untuk Pemirsa Sepanjang Euro 2020

Pembelajaran tatap muka rencananya dilakukan dengan sistem rotasi. Sebagian siswa akan bergantian masuk ke sekolah dan sisanya melakukan pembelajaran daring secara bergantian. 

Pembelajaran di sekolah juga harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Hasil pengawasan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas menunjukkan sebanyak 79,54 persen sekolah siap menggelar pembelajaran tatap muka di masa pandemi.

Baca Juga: Alergi Ternyata Bisa Berdampak Baik Bagi Kesehatan dan Kemampuan Otak

"Kenaikan luar biasa dari 16,7 persen berdasarkan daftar periksa kami, sekolah yang siap mencapai 79,54 persen,” kata Anggota KPAI, Retno Listyarti.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: YouTube tvOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler