KABAR BESUKI – Tretan Muslim kini merasa kesal masih saja dipersulit karena harus menyertakan fotokopi KTP sebagai syarat untuk program vaksinasi Covid-19.
Komika Tretan Muslim akhirnya kembali membuat cuitan di media sosialnya soal administrasi di Indonesia.
Setelah sebelumnya mengeluhkan rumitnya pengajuan KTP, Tretan Muslim kali ini fokus pada birokrasi dalam proses vaksinasi.
Baca Juga: Kabar Baik, 2 Dosis Vaksin Pfizer dan AstraZeneca Diklaim Efektif Lawan Virus Varian Delta
Hal itu terlihat dari kicauannya di Twitter yang menanggapi kicauan seorang penulis Soe Tjen Marching yang menyebut rumitnya birokrasi saat vaksinasi.
Ternyata, menurut cuitan akun Twitter tersebut, banyak netizen yang mengeluhkan hal yang sama.
Bahkan, sejumlah pengguna internet mengeluhkan rumitnya birokrasi saat vaksinasi, yang mengharuskan mereka membawa fotokopi KTP.
Baca Juga: Vaksin Ini Paling Sedikit Melindungi Anda dari Varian Delta, Simak Ulasan Berikut Ini!
Selain itu, ada netizen yang lain yang mencurahkan dan mengeluhkan hal yang sama.
Melihat keluhan sejumlah pengguna internet yang kesulitan mendapatkan vaksinasi karena hal sepele, yakni fotokopi KTP, Muslim Tretan pun berang.
Komedian asal Madura ini terheran-heran dengan kebiasaan birokrasi Indonesia yang kerap meminta fotokopi data pribadi yang masih digunakan, meski dalam situasi darurat pandemi.
Baca Juga: 16 Juta Lebih Waga Indonesia Sudah Terima Vaksin Dosis Lengkap
“Baca reply banyak yg gabisa vaksin krn ga bawa fotocopy KTP, maksudnya ini kan pandemi, darurat, bahaya, DARURAT, DARURATTT WOYYYYY, KOQ MASIH HARUS FOTOCOPY YA HALOO @KemenkesRI tolong ciri khas birokrasi indo fotocopy2 jangan dipake dulu,” tulis Tretan Muslim, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari akun Twitter @TretanMuslim.
Tretan Muslim juga menyentil akun Twitter Kementerian Kesehatan, Tretan Muslim juga mengimbau agar birokrasi seperti itu tidak digunakan di masa pandemi seperti ini.
Bahkan Tretan Muslim dalam cuitan berikut tampak terkejut dan kesal kenapa birokrasi Indonesia masih berbelit-belit, bahkan untuk hal-hal yang mendesak seperti vaksinasi.***