KABAR BESUKI – Sosok analis kajian intelijen merasa heran dengan sumbangan 2 Triliun penanganan Covid-19 dari Akidi Tio yang dilakukan anaknya malah berujung jadi masalah.
Ridlwan Habib, Analis Kajian Intelijen, mengomentari fenomena sumbangan Akidi Tio sebesar Rp2 Triliun untuk membantu penanganan Covid-19.
Menurutnya, kejadian ini seharusnya tidak terjadi jika peralatan intelijen sudah terlibat sejak awal.
Ridlwan Habib mengatakan, kredibilitas pemberi sumbangan harus diperiksa sejak awal.
Baca Juga: Polda Sumsel Tegaskan Sumbangan Rp2 Triliun dari Keluarga Akidi Tio Bukan Prank
“Ini Aneh! Harusnya Forkopimda yang di dalamnya ada Kapolda, Danrem, dan perangkat Pemda sejak awal sudah bisa minta bantuan pada Dirjen Pajak untuk melakukan pengecekan,” tutur Ridlwan Habib, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari YouTube TVOneNews.
Meski begitu, Ridlwan Habib memahami kondisi psikologis para pemimpin selama pandemi dan situasi Covid-19 saat ini, ketika tiba-tiba seorang dermawan dihadiahkan dana yang cukup besar.
Dengan demikian, proses pemeriksaan latar belakang terlewatkan begitu saja.
Bahkan, kata dia, saat ini para pemimpin daerah bisa meminta bantuan direktur intelijen yang membidangi perpajakan.
Baca Juga: Fakta Kekayaan Akidi Tio, Bukan Orang Sembarangan dan Keluarganya Sering Tampil di Pesawat Pribadi
Selain itu, kegiatan pelacakan adalah legal, karena dilindungi oleh hukum. Jadi, sejak awal, para kepala daerah Sumsel melihat kualitas keuangan dari pihak-pihak yang mau memberikan donasi.
“Idealnya cek background itu dilakukan sejak awal sebelum melakukan penyerahan simbolis,” kata Ridlwan Habib.
Selain itu, Ridlwan Habib kemudian mengatakan, intelijen dengan cepat mengungkap siapa Akidi Tio sebenarnya.
Termasuk jika benar mengenai dana Rp 2 Triliun dan kekayaannya yang dipersoalkan selama ini.
Memang, intelijen saat ini memiliki alat ketertelusuran, terutama yang terkait dengan intelijen pajak.
Mereka dapat dengan cepat, di bawah 3 subdirektorat, menyelesaikan masalah dari forensik digital hingga pencucian uang.***