Lieus Sungkharisma Sayangkan Hilangnya Kebiasaan Dialog Jokowi Selama Menjabat Sebagai Presiden RI

28 Agustus 2021, 17:31 WIB
Lieus Sungkharisma Sayangkan Hilangnya Kebiasaan Dialog Jokowi Selama Menjabat Sebagai Presiden RI /Fadli Zon/Tangkap Layar YouTube.com/Fadli Zon Official

KABAR BESUKI - Aktivis sosial Lieus Sungkharisma menyayangkan hilangnya kebiasaan dialog selama Jokowi menjabat sebagai Presiden RI.

Lieus Sungkharisma menceritakan alasan dirinya yang sempat mendukung Jokowi pada Pilgub DKI 2012 dan Pilpres 2014, sebelum akhirnya berputar haluan.

Dia mengatakan, Jokowi sesungguhnya masih mengedepankan dialog ketika masih menjabat sebagai Walikota Solo maupun Gubernur DKI Jakarta.

"Kenapa saya minta dia (Jokowi) jadi Gubernur DKI (saat Pilgub 2012)? Karena ketarik, beliau ini mau gusur pedagang itu dia undang makan sampai 50-56 kali. Kalau orang seperti ini jadi gubernur di Jakarta, parkir Jalan Gajah Mada yang buruk yang Foke bikin larangan parkir 24 jam pasti nggak bikin susah tukang parkir, pedagang kaki lima, dan pemilik toko karena diajak dialog," kata Lieus Sungkharisma sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Fadli Zon Official pada Sabtu, 28 Agustus 2021.

Baca Juga: Lieus Sungkharisma Prihatin dengan Iklim Demokrasi di Era Rezim Jokowi: Jangan Biarkan Rakyat Ini Terbelah

Akan tetapi, kebiasaan Jokowi saat menjabat sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta seolah hilang setelah menjabat sebagai Presiden RI.

Lieus Sungkharisma mengatakan, pintu Istana seolah tertutup bagi siapapun yang berseberangan secara politis dengan rezim Jokowi.

"Tapi sekarang hilang itu barang, kebiasaan Pak Jokowi yang katanya demen dialog sejak jadi presiden itu kayaknya pintu Istana ditutup buat yang beda pandangan, buat oposisi itu nggak ada," ujarnya.

Ironisnya, Jokowi cenderung lebih suka mengundang para influencer dan artis yang mendukungnya, sehingga Lieus Sungkharisma menganggap hal tersebut sebagai sesuatu hal yang tidak sehat dalam demokrasi.

"Yang diundang influencer-influencer dia, artis-artis yang dukung dia. Itu nggak sehat," katanya.

Baca Juga: Refly Harun Sebut Iklim Demokrasi di Indonesia Sedang dalam Bahaya, Begini Penjelasannya

Lieus Sungkharisma menegaskan bahwa presiden harus berdiri di atas semua golongan, baik yang memilih ataupun tidak memilih dirinya.

Menurutnya, presiden harus mendengar apa yang menjadi keluhan rakyat dan bersedia membantu mencari solusi dari sebuah permasalahan rakyat.

"Menurut saya, presiden itu harus mengayomi semua (golongan). Selesai Pilpres dia udah jadi presiden, semua kelompok diayomi, dia denger, cariin jalannya. Itu yang saya mau," ujar dia.

Baca Juga: Demokrasi Era Jokowi Dinilai Paling Buruk, Rocky Gerung: yang Diinginkan Rakyat Presiden Mundur

Lieus Sungkharisma kemudian mempertanyakan maksud Megawati yang mengeluarkan pernyataan bahwa Jokowi kurus karena memikirkan nasib negara.

Dia mengatakan, kondisi fisik Jokowi sejak menjadi Walikota Solo hingga Presiden RI tak berkaitan dengan beban yang dirasakannya.

"Makanya Ibu Mega begitu ngomong Jokowi sampai kurus mikirin negara saya pikir enggak. Memang dari dulu beliau kurus, kita jadi saksi dia susah gemuk. Makan enak juga susah gemuk karena memang metabolismenya," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Fadli Zon Official

Tags

Terkini

Terpopuler