KABAR BESUKI - Setelah mendapat somasi dari Sentul City mengenai penggusuran rumahnya, Rocky Gerung memberikan update terkini perihal sengketa kepemilikan lahan rumahnya yang berada di kawasan Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Bogor.
Meski sudah mendapatkan somasi, Rocky Gerung menegaskan bahwa dirinya akan terus mempertahankan hak tanah yang sudah menjadi miliknya.
Menurut Rocky Gerung, tanah yang dibelinya sejak tahun 2009 itu merupakan tanah garapan yang memiliki surat lengkap.
Baca Juga: Harga Emas Edisi Hari Minggu 12 September 2021 di Pegadaian, Cetakan Antam dan UBS Turun
“Kalau Sentul bilang dari mana saudara Rocky Gerung dapat hak tanah itu, saya bilang itu garapan dan pindah-pindah garapan dan suratnya lengkap,” kata Rocky Gerung seperti dikutip Kabar Besuki dari kanal Youtube pribadinya pada 12 September 2021.
Rocky Gerung juga menilai bahwa ada sebuah kejanggalan dari klaim Sentul City. Oleh karenanya, ia lebih memilih untuk mempertahankan tanah tersebut.
“Memang sebetulnya karena gak beres maka saya pertahankan,” ujarnya.
Melalui keteranganya itu, Rocky Gerung juga mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menyerobot hak milik orang lain. Karena menurutnya tidak ada hak milik tanah di Indonesia.
“Nah Sentul City itu punya hak guna bangunan yang dia klaim juga yang masih dipersoalkan oleh kantor BPN,” kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Kronologi Penemuan Mayat yang Tertimbun Ratusan Pakaian di Gudang Penyimpanan, Muncul Bau Busuk
“Dia punya hak guna bangunan tapi gak bikin bangunan disitu, jadi darimana? Jangan-jangan juga dari calo, calo yang lebih besar, yaitu aparat negara atau pejabat daerah yang bermain atas modalnya Sentul, itu yang kemudian jadi politis sebetulnya,” sambungnya.
Rocky Gerung juga menilai bahwa tindakan Sentul City mengenai klaim kepemilikan lahan seperti memanfaatkan rakyat kecil untuk kepentingan korporasi besar.
Menurut Rocky Gerung, klaim dari Sentul City ini tak menutup kemungkinan menjadi permainan politik dari pihak Istana.
Seperti diketahui, bahwa Rocky Gerung kerapkali bermasalah dengan beberapa jajaran Istana lantaran kritiknya yang tajam terhadap pemerintah.
“Publik menganggap ada yang politisi disitu karena saya terus menerus mengucapkan kritik kepada pemerintah, ya ada masuk akalnya, ” kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung juga tidak menampik bahwa bisa saja kasusnya ini menjadi sebuah permainan politik oleh pihak Istana.
“Orang menganggap bahwa dengan anda bereaksi justru anda terganggu, istana terganggu, jadi istana ini juga gak punya kemampuan untuk memahami persoalan, lalu bereaksi cepat, kelihatannya dia juga udah gugup sendiri, padahal bagi saya ini gak ada soal,” tandasnya.
“Dan memang sangat mungkin ada variabel politik, kan gak bisa dibantai itu kan,” tambahnya.***