KABAR BESUKI - Belakangan ini ramai Brigjen Tumilaar yang surati Kapolri demi memperjuangkan tanah warga yang dikuasai oleh Citraland.
Akademisi Rocky Gerung turut angkat bicara mengenai upaya Brigjen Tumilaar surati Kapolri perjuangkan tanah warga yang dikuasai Citraland.
Rocky Gerung menilai, tindakan Brigjen Tumilaar surati Kapolri dengan tulisan tangannya sendiri merupakan panggilan jiwa meski bukan kapasitasnya sebagai anggota TNI.
"Itu satu tindakan beyond the call of duty, di luar kewenangannya dia ambil risiko untuk membela rakyat kecil. Memang pada akhirnya, kita mengerti bahwa begitu banyak orang yang merasa terganggu oleh ketidakadilan dan mau mengambil risiko," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Sabtu, 18 September 2021.
Rocky Gerung menilai Brigjen Tumilaar sangat peka terhadap kondisi yang terjadi di grassroot terkait hak warga yang dirampas oleh Citraland.
Meski demikian, Rocky Gerung menyarankan agar Brigjen Tumilaar menjelaskan bahwa surat tersebut benar-benar ditulis oleh tangannya sendiri dan bukan dibantu oleh stafnya saat diminta klarifikasi.
"Jadi dia tahu apa yang terjadi di akar rumput pada rakyat bawah. Menulis surat pada Kapolri kan mesti ada prosedur tuh, jadi dia perlu terangkan bahwa ini tidak ditulis oleh staf saya tapi saya tulis dengan tangan saya sendiri," ujarnya.
Rocky Gerung mengatakan bahwa menulis dengan tangan memiliki kekuatan energi yang berbeda dibandingkan dengan menulis menggunakan perangkat komputer atau gadget.
Bahkan menurutnya, tulisan tangan menggambarkan adanya sebuah perhatian yang sangat serius dari penulisnya karena dapat menggambarkan kekuatan jiwa dan hati nurani seseorang.
"Itu suatu tambahan energi bahwa menulis dengan tangan artinya ada concern yang sangat absolut. Mengambil tinta, menulis, dan berupaya untuk konsentrasi dengan tulisan itu," katanya.
Baca Juga: Kasus Lahan Rumah Rocky Gerung vs Sentul City 'Diremehkan', Lieus: Supaya Pak Jokowi Kasih Jabatan?
Rocky Gerung menilai, selama ini tata kelola pertanahan di Indonesia terkesan compang camping dan amburadul.
Apalagi sejak awal, sebagian pengusaha besar memperoleh tanah dalam jumlah besar melalui kongkalikong dengan sejumlah pejabat negara.
"Kita lihat bahwa keadaan pertanahan kita memang compang camping, amburadul. Karena dari awal, kita mengerti soal pertanahan ini soal kongkalikong antara pengusaha dengan pejabat-pejabat negara. Itu udah berlangsung sejak Orde Baru dan kita mau pangkas sebetulnya," ujar dia.
Rocky Gerung menilai, apa yang dilakukan oleh Brigjen Tumilaar merupakan contoh yang bagus dan harus jadi panutan bagi setiap pejabat negara.
Dia mengatakan apa yang dikatakan Brigjen Tumilaar merupakan representasi dari semangat untuk membela hak rakyat kecil atas tanah yang dimilikinya.
"Contoh bagus, bahkan seorang jenderal tahu apa yang disebut dengan keadilan sosial. Saya berterimakasih karena itu artinya satu nada dengan apa yang kita perjuangkan di Sentul, bukan apa yang diperjuangkan buat saya tapi apa yang diperjuangkan buat hak tanah bagi rakyat," tuturnya.***