Heboh Pandora Papers yang Dikabarkan Seret Dua Nama Menko, Rocky Gerung: KPK Harus Bertindak

5 Oktober 2021, 08:05 WIB
Heboh Pandora Papers yang Dikabarkan Seret Dua Nama Menko, Rocky Gerung: KPK Harus Bertindak /Tangkap Layar YouTube.com/Rocky Gerung Official

KABAR BESUKI - Baru-baru ini isu Pandora Papers menjadi heboh yang dikabarkan menyeret dua nama Menteri Koordinator (Menko) dalam kabinet Presiden Jokowi.

Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mengaku berterima kasih kepada 'pandora' internasional yang berani mengungkap dugaan kejahatan yang dilakukan oleh beberapa tokoh di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.

"Kita berterima kasih pada pandora-pandora internasional. Ada 600 pandora internasional (wartawan investigasi) yang memang membuka kotak itu karena di dalamnya ada kejahatan beberapa kepala negara, artis, bahkan petinggi-petinggi negara," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, 5 Oktober 2021.

Baca Juga: Ramai Isu Bendera HTI di KPK, Febri Diansyah: Semakin Membuktikan 58 Pegawai yang Disingkirkan Adalah Korban

Rocky Gerung menyebut saat ini Indonesia berada dalam suasana baru dalam satu dekade terakhir untuk mengarah kepada keadilan sosial.

Hal tersebut yang saat ini dilakukan oleh kalangan pers, terutama pers internasional yang juga turut menyoroti berbagai isu di tanah air.

"Jadi kita ada di dalam suasana baru sebetulnya sejak satu dekade ini untuk kembali kepada social justice pada ide keadilan. Nah itu yang dilakukan oleh pers sekarang," ujarnya.

Baca Juga: Novel Baswedan Mengungkap Orang di Balik Isu Taliban dan Bendera HTI di Meja KPK: Agar Aman Berbuat Korupsi

Rocky Gerung menilai, jurnalis internasional jauh lebih mampu membongkar nama Menko yang diduga terlibat Pandora Papers dibandingkan partai politik di Indonesia.

Menurutnya, jurnalis internasional cenderung jauh lebih berani untuk membongkar ketidakadilan khususnya di bidang ekonomi karena banyaknya korupsi dan penyelundupan pajak oleh segelinitir orang.

"Karena partai politik nggak mampu lakukan itu, maka jurnalis internasional bikin asosiasi untuk membongkar ketidakadilan, terutama ketidakadilan ekonomi di mana sumber korupsi dan penyelundupan pajak itu dielu-elukan di negara-negara yang bebas pajak, padahal negaranya sendiri sebetulnya butuh pajak," katanya.

Baca Juga: Natalius Pigai Ngaku Dirinya Tak Suka dengan PDIP: Saya Penyayang Umat Islam, Ideologinya Tidak Nyambung

Rocky Gerung menilai, pikiran dunia internasional akan membaca bahwa isu seperti Panama Papers hingga Pandora Papers selalu identik dengan pemutihan uang di negara-negara bebas pajak.

Dia mengatakan, beberapa orang yang diduga terlibat Pandora Papers umumnya memutihkan uang dan menginvestasikannya di tempat lain tanpa harus melalui proses pemenuhan wajib pajak di negaranya sendiri.

"Jadi dengan sendirinya pikiran internasional (membaca) bahwa Panama Papers, British Virgin Islands, segala macem itu memang tempat memutar uang, memutihkan uang, lalu diinvestasikan ke tempat yang lain tanpa melalui proses pemenuhan wajib pajak di negara di mana sebetulnya kapital itu berasal," ujar dia.

Baca Juga: Risma Minta Maaf ke Gubernur Gorontalo Usai Marah-marah, Rocky Gerung: Harusnya Tak Dimaafkan Karena Arogan

Rocky Gerung berpendapat, KPK harus segera mengambil tindakan bahwa ada kejahatan pajak di balik isu Pandora Papers.

Akan tetapi, dirinya justru lebih percaya dengan Kapolri yang saat ini terbuka dengan 58 orang pegawai KPK yang dimutasi karena tak lolos TWK.

"KPK harus bertindak, karena ini kan sinyal bahwa ada kejahatan pajak di situ kan? Tapi KPK kita nggak percayai lagi, maka mestinya Pak Sigit (Kapolri) bisa bertindak itu dengan memakai Novel Baswedan dan teman-temannya," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler