KABAR BESUKI – Rochmat Wahab sesalkan soal Reuni 212 yang dikabarkan gagal dilaksanakan lantaran menerima banyak penolakan.
Sosok Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu menyayangkan kegagalan aksi Reuni 212 hari ini oleh aparat.
Menurutnya, negara dan aparat sebenarnya melindungi kebebasan berkumpul rakyat.
Menurut Rochmat Wahab, di era demokrasi ini, sebuah kegiatan serupa dengan Reuni 212 harus dilindungi.
Selain itu, kegiatan ini merupakan kegiatan positif yang dapat mengharumkan nama bangsa dan menunjukkan bahwa umat Islam di Indonesia bersatu dan bersatu padu.
“Seharusnya demokrasi bisa diwujudkan secara ril, bukan hanya konsep, kebijakan, tapi in-action, sejalan dengan kebebasan demokrasi, kebebasan berpendapat, dan menyampaikan sesuatu,” tutur Rochmat Wahab.
Baca Juga: Siti Fadilah Supari Sebut Virus Omicorn Hanya 'Dramatis' Belaka: No, Itu Cuma Mutasi Kecil
Rochmat Wahab lalu menyayangkan lagi kenapa acara Reuni 212 ini digagalkan.
Namun, meskipun didasarkan pada penilaian keamanan, secara historis tidak dapat diabaikan.
Karena sejak Aksi 212 pertama kali berlangsung dan melibatkan 10 juta orang, para peserta sangat santun dan jauh dari kata destruktif.
Menurut Rochmat Wahab, dari sejumlah puluhan juta orang, juga dianggap tidak terjadi apa-apa.
Baca Juga: Guntur Romli Sebut Ada Peran Anies Baswedan di Balik Reuni 212: Jelas Kelihatan Arahnya
“Justru itu yang menggemparkan dunia, kejadian sangat fenomenal ternyata orang bisa kumpul banyak tapi tak terjadi konflik,” kata Rochmat Wahab.
Sayangnya, acara Reuni 212 sekarang dibatalkan dan dirinya berharap semua kondisi segera pulih dan kembali normal.
Karena dengan cara ini, Reuni 212 tahun ke depan akan lebih megah dan meriah, dengan konsep festival yang didambakan.***