KABAR BESUKI – Pengamat politik Rocky Gerung melayangkan sindiran pedas kepada Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin terkait pernyataanya mengenai pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) baru ke Kalimantan.
Ngabalin mengatakan bahwa pemindahan IKN baru ke Kalimantan adalah bukti bahwa pemerintah serius memeratakan pembangunan agar tak terpusat di pulau Jawa.
Ia juga mengatakan bahwa rencana pemindahan ibu kota ini adalah untuk memutus mata rantai ‘apa-apa Orang Jawa’ atau Jawa Sentris.
Pernyataan Ngabalin tersebut ternyata justru dinilai menghina orang Jawa karena ia secara jelas menyebut ‘apa-apa Orang Jawa’.
Warganet bahkan beramai-ramai mengatakan bahwa pernyataan Ngabalin bisa dilaporkan karena menyinggung orang Jawa.
Baca Juga: Ngabalin Diduga Hina Orang Jawa, Rocky Gerung Bandingkan dengan Kasus Edy Mulyadi
Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung justru meminta agar masyarakat tidak melaporkan Ngabalin ke polisi karena ucapannya.
Hal ini karena, Rocky Gerung menilai bahwa tidak akan ada juga orang Jawa yang akan melaporkan orang dungu.
“Enggak lah, orang Jawa gak akan melaporkan orang dungu,” kata Rocky Gerung seperti dikutip Kabar Besuki dari Youtube Rocky Gerung Official pada 2 Februari 2022.
“Jadi kalau Ali Mochtar Ngabalin yang ngomong ya kita anggap aja nggak bakalan diproses, nggak ada gunanya juga ngelaporin,” tambahnya.
Menurut Rocky Gerung, semua pernyataan yang disampaikan oleh Ngabalin hanya sekedar omongan belaka yang bukan berdasar pada hasil analisis.
“Kan dia Cuma sekedar ngomong yang gak keluar dari analisis,” terangnya.
Baca Juga: Biografi dan Tranformasi Seorang Dorce Gamalama, Artis yang Memiliki Segudang Prestasi pada Jamannya
Lebih lanjut, Rocky Gerung mengatakan bahwa rencana pemindahan ibu kota sudah memecah belah bangsa.
Hal ini karena, banyak orang yang akhirnya saling ‘serang’ memberikan pendapat pro dan kontranya terkait pemindahan ibu kota baru yang justru bisa berujung pada pelaporan polisi seperti yang terjadi pada kasus Edy Mulyadi.
“Jadi semua hal tentang ibu kota ini sudah memecah belah bangsa, itu yang mesti kita terangkan ke Pak Jokowi, ‘Pak Jokowi, anda mau pindahin ibu kota sementara ibu negeri gak setuju’ ibu pertiwi disiksa oleh ibu kota baru,” terangnya.***