Disebut Bela Jenderal Dudung, Haikal Hassan Minta Jangan Asal Tafsir 'Tuhan Bukan Orang Arab': Ente Tak Boleh

KABAR BESUKI – Haikal Hassan meminta soal jangan asal tafsir pernyataan dari Jenderal Dudung Abdurachman yang mengatakan ‘Tuhan bukan orang Arab’.

Haikal Hassan mengingatkan jemaahnya agar tidak berlebihan menafsirkan pernyataan Jenderal Dudung Abdurachman bahwa Tuhan itu bukan Arab.

Haikal Hassan mencontohkan, yang mengetahui makna dari pernyataan ‘Tuhan bukan orang Arab’ itu adalah Jenderal Dudung Abdurachman itu sendiri.

Baca Juga: Jenderal Dudung Dituduh Samakan Tuhan dengan Manusia, Guntur Romli: Saya Menduga Jenderal Dudung Di-Ahok-Kan 

Karenanya Haikal Hassan mengatakan, jika orang menafsirkan apa yang dikatakan Jenderal Dudung Abdurachman, maka hukumannya adalah menghukum seorang perwira tinggi.

Haikal Hassan mengatakan pernyataan Jenderal Dudung harus dibaca dan dipahami secara keseluruhan.

Dinilai membela Jenderal Dudung Abdurachman, Haikal Hassan menegaskan taka da yang boleh membenarkan pemikiran orang, termasuk Jenderal Dudung Abdurachman.

Baca Juga: Viral Video Luhut Asyik Telepon saat Presiden Jokowi Beri Sambutan dalam Peresmian Pelabuhan di Toba

Persepsi, pemikiran, dan pemahaman setiap orang terhadap suatu masalah menurut Haikal Hassan, tentu berbeda satu sama lain.

“Yang paling tahu soal maksud ucapannya adalah pak Dudung sendiri. Ente tak boleh menafsirkan sesuai persepsi , bahaya timbul perpecahan. Timbul persepsi karena setiap orang isi kepalanya beda, antum menafsirkan orang. Yang paling tahu itu adalah pak Dudung sendiri,” tutur Haikal Hassan.

Baca Juga: Usai Marc Marquez Makan Sambil Lesehan, Kini Pembalap MotoGP Aleix Espargaro Pamer Makan Nasi Kotak Lauk Tempe

Untuk itu, Haikal Hassan mencontohkan agar orang menafsirkan pernyataan Jenderal Dudung Abdurachman sesuai dengan selera penafsirnya.

Untuk mengetahui lebih lanjut, Haikal Hassan menyarankan ada baiknya menyimak baik-baik kata-kata Jenderal Dudung Abdurachman.

“Ini biarkanlah ijtihad beliau. Antum tidak boleh menghukum orang dengan pikiran sendiri dari pendapatnya orang itu,” kata Haikal Hassan.***