Ustadz Yahya Waloni Minta Maklumi Jenderal Dudung Soal 'Tuhan Bukan Arab' Karena Pengetahuannya Terbatas

KABAR BESUKI – Ustadz Yahya Waloni minta masyarakat untuk maklumi saja pernyataan Jenderal Dudung Abdurachman soal ‘Tuhan bukan orang Arab’.

Sebelumnya diketahui bahwa KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dilaporkan oleh koalisi Habaib Ulama kepada tentara Puspom menyusul pernyataannya bahwa Tuhan bukan orang Arab.

Jenderal Dudung Abdurachman mengatakan bahwa Tuhan bukanlah orang Arab dalam konteks dia tidak wajib menggunakan bahasa Arab untuk berdoa.

Baca Juga: Mahfud MD Berani Terima Tantangan Debat dengan Ustadz Khalid Basalamah Soal Wayang: Saya Sebagai Dosen Saja

Jenderal Dudung Abdurachman menilai, pakai bahasa apapun, Tuhan akan mengerti doa umatnya.

Menanggapi hal tersebut, Ustadz Yahya Waloni berkomentar dan meminta untuk memahami pernyataan Jenderal Dudung Abdurachman.

“Saya juga paham masalah pak Jenderal Dudung masalah Habib Bahar, ini sudah masalah sepele sederhana. Saya pibadi melihat ya sudahlah, pak Dudung kan jenderal ada keterbatasan beliau dalam memahami aspek tentang ketuhanan ketauhidan,” tutur Ustadz Yahya Waloni.

Baca Juga: Survey Capres Anies Baswedan Raih Posisi Atas dengan Suara Terbanyak, Musni Umar Puas: Rakyat Ingin Perubahan

Ustadz Yahya Waloni menilai pernyataan Jenderal Dudung Abdurachman itu tidak merugikan.

Oleh karena itu, Ustadz Yahya Waloni meminta agar masyarakat tidak mempermasalahkan pernyataan Jenderal Dudung itu.

Ustadz Yahya Waloni merasa maklum mengenai pengetahuan Jenderal Dudung Abdurachman terbatas.

Baca Juga: Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka Kagum dengan Pertumbuhan Pesat PRMN dan Promedia

“Kita maklumi saja gak usah terlalu dalam masuk gak usah mencampuri, bagaimanapun sama-sama pak Dudung Habib Bahar juga muslim. Lebih baik kita bina bangsa ini, biarlah orang Kristen Hindu Budha bina agama mereka, kita bina agama kita agama Islam,” tutur Ustadz Yahya Waloni.

Ustadz Yahya Waloni sebagai seorang da'i melihat perkataan Jenderal Dudung Abdurachman, baru mengerti, mengingat ilmu agama Jenderal Dudung Abdurachman tidak seluas para pemuka agama.***