Wajib Tahu! Inilah Beberapa Pertimbangan Stasiun TV Dalam Membeli Hak Siar Sepakbola

- 13 Desember 2020, 22:25 WIB
Kameramen Sepakbola
Kameramen Sepakbola /FIFA/FIFA.COM

KABAR BESUKI – Mungkin di antara kalian yang sering menyaksikan siaran langsung sepakbola melalui televisi, khususnya yang disiarkan oleh stasiun TV terestrial (free to air), terkadang pernah mengeluhkan atau merasa puas terhadap kinerja pemegang hak siar sebuah kompetisi atau turnamen sepakbola.

Mulai dari cara mereka mengatur rundown siaran, memilih presenter dan komentator, maupun hal-hal lain yang terjadi selama jadwal siaran berlangsung.

Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangan yang disajikan oleh saluran TV ketika menayangkan siaran langsung pertandingan sepakbola, sesungguhnya terdapat sebuah proses yang terbilang rumit sebelum hak siar pertandingan diperoleh hingga dapat ditayangkan kepada pemirsa di wilayah tertentu berdasarkan kontrak yang telah disepakati.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG, Link Live Streaming Crystal Pallace vs Tottenham Siaran Langsung Gratis di NET

Berikut ini sejumlah pertimbangan dari stasiun televisi ataupun sebuah perusahaan (media maupun non-media) mengambil hak siar pertandingan sepakbola, yang akan dijelaskan berikut ini:

Baca Juga: Smartphone Terbaru iPhone 12 dan 12 Pro Segera Meluncur di iBox Indonesia, Ini Spesifikasinya!

Perjanjian dengan Sponsor Sebelum Proses Lelang

Umumnya dalam proses lelang (bidding) hak siar event olahraga manapun, penyelenggara atau pemberi lisensi akan memilih calon pembeli yang menjadi penawar dengan harga tertinggi.

Hanya saja, tidak semua stasiun televisi ataupun grup usaha media memiliki keuangan internal yang memadai untuk membeli hak siarnya sehingga jalan terbaik adalah membangun kesepakatan dengan pihak sponsor agar setidaknya stasiun televisi tidak merugi dalam jumlah yang sangat besar, bahkan berpotensi mengklaim keuntungan sebelum pertandingan berlangsung.

Baca Juga: Inilah Jadwal Undian Babak 16 Besar Liga Champions dan 32 Besar Europa League, Live di Champions TV

Membangun atau Mengembalikan Awareness Stasiun TV

Ini terjadi pada stasiun TV yang baru saja beroperasi atau yang mengalami penurunan performa bahkan nyaris dilupakan oleh pemirsa. Tidak bisa dipungkiri siaran langsung sepakbola berpotensi menjanjikan rating dan share yang cukup tinggi, meskipun secara umum rata-rata tingkat kepemirsaan untuk program olahraga masih kalah dengan sinetron (berdasarkan riset Nielsen).

Bagi stasiun televisi yang tidak memiliki program yang kuat secara kinerja di slot primetime atau hanya sekedar ingin memperbaiki performa di slot-slot tertentu agar peringkat harian sebuah stasiun televisi tetap aman, siaran langsung sepakbola terrgolong cukup ampuh untuk mengalihkan perhatian pemirsa dari stasiun televisi kompetitor di jam tayangnya.

Baca Juga: Apa Pendapat Para Ahli tentang Vaksin Untuk Orang Hamil dan Apa yang Harus Dilakukan?

Pembelian hak siar sepakbola juga dapat menjadi komponen promosi bagi sejumlah stasiun televisi khususnya yang selama ini jarang menempati posisi 5 besar dalam klasemen harian yang dirilis oleh Nielsen. Berdasarkan pengakuan dari seorang mantan Direktur Programming di sebuah stasiun televisi, tayangan sepakbola diibaratkan sebagai etalase dalam sebuah toko untuk menarik calon pembeli, sehingga calon pembeli diharapkan juga tertarik untuk membeli produk lainnya di toko yang sama.

Bila ini yang terjadi, maka stasiun televisi akan berupaya menyeimbangkan porsi penayangan iklan komersial dari para sponsor dengan promo program reguler mereka selama sesi commercial break dalam siaran langsung sebuah pertandingan.

Memperbesar Bisnis Grup Usaha Media (Optimalisasi Monetisasi)

Ini sering terjadi pada sebuah konglomerasi media yang memiliki berbagai platform sekaligus dan umumnya mereka tergolong pemain kuat di segmen pasar televisi terestrial. Beberapa grup usaha media memiliki stasiun televisi free to air lebih dari satu dengan jangkauan yang tergolong luas, dan di saat yang bersamaan mereka juga memiliki bisnis TV berbayar serta layanan video streaming / over the top (OTT).

Mereka memanfaatkan kelebihan profit yang mereka raih terutama dari akumulasi pendapatan iklan program reguler free to air untuk mengambil hak siar penuh sebuah kompetisi sepakbola untuk satu wilayah negara (untuk kasus di Indonesia, pembelian hak siar terkadang juga mencakup wilayah Timor Leste dan Papua Nugini) dan mencakup seluruh platform yang mereka miliki (termasuk juga hak siar untuk kegiatan nonton bareng di area komersial).

Baca Juga: Bisakah Orang Hamil Mendapatkan Vaksin COVID-19? Simak Informasi Hasil Uji Klinisnya

Dengan menguasai hak siar untuk seluruh platform, manfaat yang diperoleh tidak hanya berupa kenaikan rating dan share serta bertambahnya potensi pendapatan iklan di platform free to air, namun juga terdapat potensi kenaikan jumlah pelanggan TV berbayar maupun streaming service dalam satu grup usaha yang sama.

Apalagi beberapa wilayah di Indonesia belum seluruhnya terjangkau dengan stasiun pemancar televisi terestrial, sehingga operator TV berbayar dan platform OTT yang berafiliasi dengan stasiun TV tertentu dapat memenangkan persaingan menghadapi kompetitornya terutama di wilayah blank spot.

Baca Juga: Resep dan Cara Mudah Membuat Sate Taichan, Bisa Anda Coba di Rumah

Memiliki hak siar untuk seluruh platform juga memungkinkan operator TV berbayar yang berada di bawah naungan grup usaha pemegang hak siar untuk menjualnya kembali dalam bentuk re-broadcast kepada local cable operator (LCO) yang beroperasi di banyak daerah terutama untuk wilayah yang sulit dijangkau oleh sinyal UHF. Bahkan sebuah grup media dapat memberikan sublisensi (menjual kembali) atas hak siar pertandingan sepakbola yang mereka miliki kepada stasiun televisi free to air di luar grup mereka (dengan jumlah pertandingan yang terbatas) apabila stasiun televisi di bawah naungannya tidak memiliki slot yang memadai untuk menayangkannya, namun di sisi lain hak siar untuk TV berbayar dan streaming service tetap dipegang mereka sepenuhya.

Relasi dengan Pemegang Lisensi

Kepemilikan hak siar beberapa kompetisi sepakbola ada kalanya dipegang oleh perusahaan media bertaraf global yang menyediakan salurannya kepada operator TV berbayar di sejumlah negara, dan mereka menyiarkannya di negara-negara tersebut melalui saluran yang mereka kelola. Hal tersebut mendorong pecinta sepakbola untuk merogoh kocek tambahan jika ingin menyaksikan kompetisi sepakbola tertentu secara lengkap dan dengan kualitas tayangan yang lebih baik.

Namun tidak menutup kemungkinan ada perusahaan di dalam negeri yang hanya bermain sebagai penyedia saluran untuk TV berbayar sekaligus memiliki layanan streaming sendiri dengan memungut biaya berlangganan secara langsung kepada pelanggan.

Baca Juga: Resep dan Cara Mudah Membuat Sate Taichan, Bisa Anda Coba di Rumah

Jika hal tersebut terjadi, maka stasiun televisi free to air diharuskan mengadakan kerjasama sublisensi dengan perusahaan penyedia konten TV berbayar yang sudah lebih dahulu memiliki hak siarnya.

Durasi kontrak yang diajukan oleh calon penerima sublisensi tidak dapat melebihi durasi kontrak yang disepakati pemberi sublisensi dengan penyelenggara kompetisi ataupun pihak yang ditunjuk sebagai rekanan resmi penyelenggara sebagai distributor utama. Salah satu penyedia konten diketahui cenderung lebih mengutamakan untuk memberikan sublisensi kepada stasiun TV free to air yang memiliki hubungan afiliasi atau berada dalam satu grup dengan operator TV berbayar yang menjadi rekanannya.

Baca Juga: DPRD Banyuwangi Tetapkan 16 Judul Raperda Dalam PROPEMPERDA Tahun 2021

Sistem kerjasama sublisensi juga memungkinkan stasiun televisi untuk memperoleh beberapa kompetisi sekaligus atau justru beralih mengambil hak tayang kompetisi sepakbola lainnya di musim berikutnya dari penyedia konten yang sama.

Salah satu televisi swasta di tanah air yang sebelumnya menayangkan Liga Inggris pada musim 2016/17 hingga 2018/19, terhitung mulai musim 2019/20 hingga kini justru beralih menayangkan Liga Italia (namun di sisi lain juga menayangkan Piala FA pada musim yang sama) karena hak siar dipasok oleh penyedia konten yang sama, terlebih perusahaan tersebut sudah tidak lagi memiliki hak siar Liga Inggris di wilayah Indonesia. ***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: FIFA


Tags

Terkini