KABAR BESUKI - Produk domestik bruto Indonesia turun sedikit lebih dari yang diharapkan pada kuartal keempat dan mengalami kontraksi setahun penuh pertama dalam lebih dari dua dekade pada tahun 2020 ketika ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu bergulat dengan pandemi COVID-19.
GDP menyusut 2,19 persen dalam skala tahunan di bulan Oktober hingga Desember, data biro statistik menunjukkan pada hari Jumat (5 Februari), lebih cepat dari kontraksi 2 persen yang diharapkan dalam jajak pendapat Reuters, tetapi kurang dari penurunan 3,49 persen di sebelumnya. perempat.
Dilansir kabar besuki dari laman channel news asia, indeks saham utama Indonesia menghapus keuntungan sebelumnya setelah pengumuman tersebut, setelah diperdagangkan naik sebanyak 0,7 persen sebelumnya.
Baca Juga: Ingyin Phoo Ikut Bersuara Menanggapi Situasi Kudeta Militer yang Terjadi di Myanmar
"Semua sektor belanja pada 2020 masih mengalami kontraksi, kecuali belanja pemerintah ... tapi umumnya tidak sedalam Q3 atau Q2 yang menunjukkan perbaikan," kata Suhariyanto selaku Kepala Biro Statistik.
Ekonomi Indonesia jatuh ke dalam resesi tahun lalu karena negara itu berjuang untuk mengendalikan wabah COVID-19. Ini memiliki beban kasus dan kematian tertinggi akibat penyakit pernapasan di Asia Tenggara.
Untuk tahun 2020, GDP turun 2,07 persen dari tahun sebelumnya, kontraksi setahun penuh pertama sejak krisis keuangan Asia 1998, setelah tumbuh 5 persen pada 2019.
Itu sedikit lebih besar dari kontraksi 2 persen dalam jajak pendapat perkiraan analis, dan kira-kira di tengah kisaran perkiraan pemerintah untuk penurunan 1,7 persen menjadi 2,2 persen.
Baca Juga: Ternyata Tindakan Pencegahan COVID-19 Ini Tidak Perlu, dan Ini Bukan Rekomendasi