Gunung Raung Erupsi, Inilah Dampak yang Dirasakan Pada Sektor Pertanian dan Perkebunan

- 10 Februari 2021, 15:27 WIB
Aktivitas Gunung Raung
Aktivitas Gunung Raung /PVMBG Gunung Raung Banyuwangi

KABAR BESUKI - Letusan Gunung Raung yang terus mengeluarkan abu vulkanik membuat sejumlah lahan pertanian Banyuwangi menjadi abu.

Namun, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Arief Setiawan memastikan stok tanaman pangan Banyuwangi aman.

Menurut Arief paparan abu tersebut melanda beberapa wilayah di Banyuwangi yang merupakan sentra pertanian.

Baca Juga: Bekas Jerawat di Wajah Sulit Hilang? Simak Rekomendasi Produk Ini Untuk Bantu Menghempasnya!

Dilansir Kabar Besuki dari laman resmi banyuwangikab.go.id, data instansi menyebutkan luas lahan pertanian yang terpapar abu Raung seluas 440 hektare.

“Ada beberapa tanaman hortikultura di kantong pangan Banyuwangi yang terkena dampak. Yakni di kecamatan Kalibaru, Glenmore, Songgon dan Sempu. Luas totalnya mencapai 440 hektar,” tutur Arief.

Produk di lahan yang terkena dampak termasuk beras, bawang putih, bawang merah, daun bawang, petai atau daun sawi, cabai besar, cabai rawit, mentimun, labu siam, tomat, kacang panjang, buncis, terong, dan semangka.

Baca Juga: Berdasarkan Sains, Inilah Cara Menurunkan Berat Badan dengan Sederhana

“Namun hujan abu terjadi saat intensitas hujan di Banyuwangi cukup tinggi. Sehingga abu yang menempel di tanaman terbawa air hujan,” kata Arief.

Diakui Arief, abu vulkanik dalam jangka panjang akan berdampak positif bagi peningkatan kesuburan tanah.

Akan tetapi, yang perlu diperhatikan adalah dampak jangka pendek yang mempengaruhi produktivitas lahan pertanian.

Biasanya hasil pada masa erupsi akan menurun, salah satu penyebabnya adalah penurunan keasaman (ph) tanah akibat penimbunan abu di dalam tanah yang menyebabkan penurunan produktivitas tanah.

Baca Juga: Pencapaian Luar Biasa, BLACKPINK Raih Milestone Youtube dengan Lagunya yang Berjudul 'Kill This Love'

Sebaliknya abu vulkanik dapat mengusir serangga hama atau gulma karena makhluk hidup tersebut tidak dapat hidup dalam suasana yang terlalu asam.

Untuk itu, pihaknya telah menurunkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) untuk melakukan pengawasan rutin.

“Secara umum petani sudah tahu apa yang harus dilakukan. Mereka bisa menggunakan PPL untuk musyawarah. Tapi kami pastikan stok beras dan sayur di Banyuwangi mencukupi,” kata Arief.

Hal senada juga diungkapkan Eska Wijaya, petani asal Desa Rowo Bayu, Kecamatan Songgon. Wijaya yang sehari-hari menanam sawi dan seledri mengaku hasil panennya turun drastis saat hujan abu melanda.

Baca Juga: Mengonsumsi Alkohol Setelah Vaksin, Apakah Aman? Begini Kata Para Ahli

"Tanaman yang terkena abu, jika terkena sinar matahari, tanaman layu dan busuk. Dari yang tadinya dipanen 2 kuintal daun sawi, kini turun menjadi 30 kg. Sebaliknya," kata Wijaya.

Menghadapi masalah tersebut, ia kemudian mengambil langkah antisipatif.

“Di setiap baris, saya memasang beberapa lengkungan bambu, lalu saya tutupi dengan plastik bening. Jadi tanaman saya terlindung dari abu. Meski terkadang, jika hujan bercampur dengan angin, masih ada debu di dalamnya. Tapi lumayan lah, cara ini sangat bermanfaat,” tutur Wijaya menambahkan.***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: Banyuwangikab.go.id


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x