Jahe yang ditanam adalah jahe emprit, jahe merah hingga jahe gajah. Semuanya ditanam dengan cara organik. Pelatihan pun sudah dilakukan. Tak hanya pelatihan menaman jahe, warga juga membuat kuliner berbahan jahe. Mulai dari makanan ringan, minuman hingga makanan berat bercinta rada jahe.
"Snack bagiak, keripik matahari, kucur, jenang tape dan dodol jahe. Semua beraroma dan rasa jahe. Minuman juga, mulai dari jahe hangat, wedang ronde, teh jahe aren, kopi jahe sekoteng dan makanan yang bercinta rasa jahe," kembali kata Qorinatul.
Apa yang dilakukan warga rupanya mendapat dukungan penuh dari pemkab. Camat Kota Banyuwangi Muhammad Lutfi menyampaikan apresiasinya atas insiatif warga yang menggalakkan urban farming.
Baca Juga: Merinding! Amanda Manopo Diancam di Bunuh, Pengacara: Kita Ambil Langkah Selanjutnya
"Tak hanya wilayah desa yang digerakkan untuk pertanian. Tapi juga perkotaan dengan memanfaatkan pekarangannya yang sempit menjadi lahan untuk bercocok tanam yang bermanfaat. Apalagi jahe ini kan rempah yang memiliki khasiat tinggi, dan sangat diburu masyarakat selama pandemi ini karena khasiatnya," ujarnya.
Menurut Lutfi, adanya Kampung Jahe ini juga diharapkan menjadi alternatif untuk menggerakkan ekonomi warga setempat. Jahe-jahe yang ditanam bisa diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis.
"Akan dilengkapi pula pelatihan membuat olahan dari bahan utama jahe. Misalnya pelatihan kuliner jahe, packaging kuliner jahe hingga berbagai kerajinan dari bahan jahe. Harapan kami, warga bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari menanam jahe yang ada di rumahnya," pungkas Lutfi. ***