KABAR BESUKI – Sebuah area rawa seluas yang berada di Desa Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung telah menjelma menjadi kawasan lahan pertanian jagung jenis holtikultura.
Lahan seluas empat hektare tersebut kini telah dikelola oleh Kelompok Tani Karya Gemilang yang berada di bawah pemerintah daerah setempat melalui Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Tengah.
“Seluas empat hektare lahan penuh rawa mampu dimanfaatkan menjadi lahan pertanian tanaman produktif di Desa Lubuk Besar dan ini menjadi percontohan untuk pelaksanaan program lahan tidur menjadi produktif,” kata Sajidin, Kepala Dinas Pertanian Bangka Tengah sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari ANTARA.
Dia menjelaskan, Kelompok Tani Karya Gemilang selaku pengelola lahan tersebut telah berhasil mengembangkan pertanian berbagai jenis tanaman seperti jagung, cabai, dan bawang merah di kawasan tersebut.
“Kelompok Tani Karya Gemilang berhasil mengembangkan tanaman jagung, cabai, dan bawang merah di atas lahan rawa seluas empat hektare tersebut,” ujarnya.
Bahkan, khusus untuk komoditas jagung telah berhasil membukukan hasil panen dengan tingkat produksi mencapai puluhan ton untuk jenis jagung pipil dan manis.
Baca Juga: Menurut Ahli, Wanita akan Terlihat Cantik Ketika Merasa Percaya Diri, Begini Penjelasannya
Keberhasilan tersebut tidak diraih dengan mudah, karena mengembangkan pertanian di area rawa juga memiliki risiko gagal panen yang tinggi jika terdapat kesalahan dalam pengelolaannya.
“Memang membutuhkan ketekunan dan keseriusan untuk bisa berhasil membudidayakan produk pertanian di area rawa, karena risiko gagalnya cukup tinggi jika salah urus. Namun sebaliknya, kualitas produksi jauh lebih baik jika sudah berhasil panen,” tuturnya.
Sementara itu, Budiman selaku Ketua Kelompok Tani Karya Gemilang mengaku termotivasi untuk mengolah area rawa menjadi sebuah kawasan pertanian karena terus memperoleh motivasi dan bantuan dari pemerintah setempat.
Baca Juga: 8 Hal yang Dianjurkan oleh Dokter Hewan pada Pemilik Kucing Agar Peliharaan Anda Sehat dan Bahagia
Menurutnya, mengolah lahan pertanian di area rawa memerlukan tingkat kesabaran yang sangat tinggi akan tetapi di sisi lain juga memiliki potensi penghasilan yang sebanding dengan risiko yang harus dihadapi.
“Memang mengolah area rawa ini membutuhkan waktu cukup lama dan juga biaya lebih besar namun kami yakin hasilnya lebih besar,” kata Budiman.
Budiman juga menjelaskan, area rawa empat hektare tersebut sesungguhnya juga memiliki potensi untuk penambangan bijih timah yang cukup tinggi jika dieksplorasi, akan tetapi dia memilih tidak melakukan hal tersebut dengan pertimbangan tertentu.
“Tapi, kami tidak melakukan penambangan kendati bisa mendatangkan hasil lebih cepat, saya justru menyulapnya jadi lahan pertanian dan sudah terbukti komoditas jagung sudah panen raya,” tuturnya mengakhiri wawancara.***