Volume Limbah Medis di Solo Meningkat Tajam Selama Pandemi, Naik Hingga 10 Persen

- 15 Maret 2021, 18:34 WIB
 Ilustrasi Limbah. /PIXABAY
Ilustrasi Limbah. /PIXABAY //Rizqi Arie/

KABAR BESUKI – Volume limbah medis di Kota Solo mengalami peningkatan yang luar biasa hingga mencapai angka sepuluh persen seiring dengan meningkatnya aktivitas pelayanan kesehatan untuk menangani sejumlah pasien COVID-19.

Peningkatan limbah medis tersebut disebabkan oleh penggunaan alat pelindung diri (APD) yang digunakan oleh tenaga medis dalam jumlah yang besar.

“Kalau di hari normal di luar pandemi, volume limbah medis B3 (bahan berbahaya dan beracun) sekitar enam sampai tujuh ton per hari. Selama pandemi ini naik sepuluh persen,” kata Herri Widianto selaku Kepala Seksi Pengelolaan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari ANTARA.

 Baca Juga: Pamer Kemesraan, Abash Mantan LL Asyik Liburan dengan Kekasihnya, Netizen: Mba abas itu auratnya

Mengenai pengelolaan limbah medis di Kota Solo, pihak pengelola layanan kesehatan seperti rumah sakit atau klinik bekerja sama dengan pihak ketiga.

Adapun fasilitas kesehatan di Kota Solo yang mengelola sendiri limbahnya adalah RSUD dr. Moewardi yang telah memiliki insinerator dan Rumah Sakit dr. Oen Kandang Sapi Solo yang sudah memiliki autoklaf.

“Selain itu, seluruh fasilitas layanan kesehatan yang ada di Kota Surakarta ke pihak ketiga semua,” ujar Herri.

 Baca Juga: Facebook Akan Melabeli Semua Postingan Tentang Vaksin COVID-19, Agar Terhindar dari Informasi Palsu

“Pihak ketiga yang beroperasi di Solo kan banyak, ada PT Arah yang punya insinerator di Polokarjo, Sukoharjo, PT Putra Restu Ibu Abadi di Mojokerto, dan PT Prasadana Pamunah Limbah Industri di Gunung Putri, Bogor,” tuturnya.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini