KABAR BESUKI - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyarankan agar pria bersedia terlibat untuk mencegah budaya buruk meremehkan kaum perempuan (mansplaining).
"Ini dimungkinkan terjadi karena tidak ada yang bersuara, tak ada yang menentang, ini ditoleransi oleh masyarakat kita sehingga kondisi ini tidak bagus sekali buat masyarakat perempuan kita," katanya di Jakarta, Senin.
Ia menilai budaya meremehkan perempuan telah menjadi virus buruk yang telah membudaya, baik di lingkungan pendidikan maupun karir, dan berdampak pada kepercayaan diri perempuan.
Nadiem mencontohkan hal tersebut banyak terjadi di dunia korporasi, di mana pendapat perempuan meski dia seorang senior di perusahaan, tidak didengarkan maupun dihormati.
Baca Juga: Menteri Ketenagakerjaan: Pertumbuhan Ekonomi Berangsur Membaik Meskipun Masih Berada di Zona Minus
Lebih buruk lagi, katanya, hal yang serupa jika seorang pria menyampaikan opini, mereka biasanya lebih lebih didengar dan dianggap lebih positif ketimbang perempuan.
Namun sebaliknya di dunia pendidikan, ia melihat banyak staf spesialnya yang mengkoordinasi Direktorat Jenderal merupakan perempuan, dan telah melihat dampak baik dari kepemimpinan mereka.
"Laki-laki yang harus menentang dan mencegah pihak-pihak lainnya melakukan budaya buruk ini, dan hal yang kedua menantang 'sexual harassment' (pelecehan seksual), dan virus ini tersebar karena masyarakat menoleransi, serta terjadi secara sistematis di perusahaan-perusahaan," katanya.