KABAR BESUKI - Indonesia akan menunda pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca karena adanya laporan pembekuan darah di antara beberapa penerima di Eropa. Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan pada Senin, 15 Maret 2021.
Sebagai langkah lanjutan, pihaknya akan menunggu peninjauan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara itu, Badan Obat Eropa pada hari Jumat, mengatakan tidak ada indikasi bahwa kejadian itu disebabkan oleh vaksinasi AstraZeneca. Dan pihak AstraZeneca pada hari Minggu, mengatakan tidak ada bukti bahwa vaksinnya meningkatkan risiko terhadap pembekuan darah.
Budi Gunadi, selaku Menteri Kesehatan RI pada sidang parlemen yang diadakan senin, 15 Maret 2021 mengatakan,"Untuk konservatif, BPOM menunda penggunaan vaksin AstraZeneca karena menunggu konfirmasi dari WHO”.
Baca Juga: Kasus George Floyd Belum Usai, Penyelesaian dengan 27 Juta Dolar Dianggap Menodai Juri Persidangan
Sejauh ini, Indonesia menerima 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca melalui skema aliansi vaksin COVAX bulan ini dan akan menerima sekitar 10 juta lagi dalam dua bulan ke depan.
Sebelumnya Thailand menjadi negara pertama di luar Eropa yang menunda penggunaan suntikan AstraZeneca pada hari Jumat 12 Maret 2021, berencana untuk mulai menggunakan vaksin kembali pada hari Selasa depan. Perdana menteri dan kabinet Thailand yang pertama menerima suntikan vaksin ini.
Keputusan penundaan terhadap vaksin AstraZeneca, membuat Indonesia hanya memiliki satu vaksin yang disetujui, yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China, dan sejauh ini telah digunakan dalam upaya vaksinasi nasional.
Program vaksinasi telah dimulai pada Januari lalu dan menargetkan mencapai 181,5 juta orang dalam setahun.