Dwi mengatakan jika ia telah merintis usaha ini dari nol dan prosesnya memakan waktu yang lama karena mereka masih perlu menyesuaikan metode pembuatannya.
"Pada awal Covid, karena gak ada kerjaan, sepi pekerjaan dan kita cuma jadi pengangguran di rumah dan akhirnya saya kepikiran membikin akuarium," kata Dwi saat ditemui oleh wartawan Antaranews.
Dia juga melanjutkan jika dari di awal produksi, mereka mengalami kesulitan karena membuat sebuah kaca yang bundar untuk akuarium tidaklah mudah.
"Bikin kaca bulat, akhirnya setelah tiga kali percobaan baru bisa jadi. Terus untuk pengeleman, kita coba sampai lima kali. Akhirnya yang keenam (pengeleman) baru berhasil," ujarnya.
Kemudian, untuk mencegah kebocoran Dwi mengatakan bahwa mereka mengatasinya dengan menggunakan meja di bagian bawahnya.
Dalam pengerjaan aquarium dari ban bekas ini, Dwi memberdayakan pemuda di sekitar desanya terutama yang sedang menganggur akibat pandemi Covid.
Salah satu pekerja akuarium ban bekas, Ikhsan mengatakan jika mereka membutuhkan waktu setidaknya lima bulan dalam mempelajari pembuatan akuarium yang lebih sempurna.
"Saya mencoba satu kali, dua kali gagal. Dan saya pelajari terus sampai bisa selama berjalan 5 bulanan lah. Selama 5 bulan itu baru bisa maksimal dan bisa menjual di beberapa wilayah dan hasilnya sangat memuaskan," kata Ikhsan.
Baca Juga: KPK Menghimbau Pengingat Batas Waktu Penyampaian LHKPN untuk Periodik 2020, Catat Tanggalnya!