Plt. Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi, Arief Setiawan mengatakan, festival ini diisi dengan beberapa kegiatan. Mulai bersih-bersih pantai, pembinaan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklasar), bazar ikan hias, pembinaan sosialiasi asuransi, pembinaan produk olahan hasil perikanan pengelolaan, dan pameran produk hasil perikanan gebyar fish market.
“Juga dirangkai dengan pertunjukkan seni, kelas memasak yang dilakukan ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuan mereka cara memasak ikan yang baik, atraksi kuliner dan ikan bakar, serta lomba miniatur perahu,” tambah Arief.
Arief menjelaskan, Pantai Satelit akan menjadi objek wisata yang akan dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Sebab selain memiliki sarana lengkap, pantai ini memiliki paronama yang indah dengan jejeran perahu nelayannya.
Baca Juga: Ada-Ada Saja, Trend Fashion Saat Musim Pandemi 'Rok untuk Kaum Pria'
Festival ini, kata Arief, juga mengenalkan wisata baru "Watu Kereto" di Pantai Satelit. Destinasi Pantai Satelit ‘Watu Kereto’ sendiri diambil dari sebuah nama sebongkah batu berbentuk mirip seperti kereta kencana yang terletak beberapa ratus meter dari Pantai Satelit. Bila dilihat dari kejauhan bongkahan batu tersebut sepintas berbentuk kereta.
“Di sini fasilitasnya lengkap, ada tempat pelelangan ikan, pasar ikan higenis, dan kuliner, sehingga kawasan ini akan kami garap bersama dengan masyarakat untuk menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Muncar,” pungkas Arief.***