Kasal mengemukakan, Mabes TNI tetap menyiagakan kapal-kapal perang TNI AL, termasuk kapal luar negeri (Singapura) MV Swift Rescue di sekitar lokasi kejadian.
TNI juga sudah bekerja sama dengan SKK Migas, yang memiliki kapal dengan kemampuan mengangkat beban di kedalaman laut 1.000 meter.
Selain itu kapal milik Angkatan Laut China juga sudah dalam perjalanan ke Indonesia untuk membantu evakuasi kapal selam buatan Jerman tahun 1977 itu.
Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasal Laksda TNI Muhammad Ali memastikan upaya mengevakuasi KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali masih terus dilakukan.
Dia menambahkan, tim evakuasi akan berusaha mengangkat bagian-bagian kecil, mengingat kemampuan ROV itu hanya bisa mengangkat maksimal 150 kg.
"Tapi, nanti kita koordinasikan agar bisa mengangkat yang lebih besar dari itu," kata Ali.
Di sisi lain mantan Komandan KRI Nanggala-402, Kolonel Laut (P) Iwa Kartika menjadi salah satu bukti bahwa tugas menjadi pasukan khusus kapal selam memang berisiko tinggi.
Tak hanya risiko alam yang bisa menenggelamkan kapal kapan saja, tetapi tinggal di dalam kapal selam terlalu lama pun memiliki risiko terhadap kesehatan.