Obat Covid-19 di Pasaran Dipastikan Sudah Terjamin dan Manfaatnya Lebih Banyak Meski Punya Efek Samping

- 31 Juli 2021, 08:40 WIB
Obat Covid-19 di Pasaran Dipastikan Sudah Terjamin dan Manfaatnya Lebih Banyak Meski Punya Efek Samping
Obat Covid-19 di Pasaran Dipastikan Sudah Terjamin dan Manfaatnya Lebih Banyak Meski Punya Efek Samping /foto: ilustrasi obat /pixabay/steve-buissinne

KABAR BESUKI – Obat untuk Covid-19 yang beredar di pasaran, dipastikan sudah terjamnin mutu, khasiatnya serta manfaatnya lebih banyak meski ada efek samping.

Menurut Profesor Yahdiana Harahap, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, obat pasien Covid-19 yang beredar di pasaran harus memenuhi tiga hal, yakni khasiat, keamanan, dan terjamin kualitasnya.

Soal efek samping, setiap obat pasti ada efek sampingnya, tapi yang pasti manfaatnya akan lebih banyak.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi: Favipiravir Dapat Dikonsumsi Sebagai Obat Covid-19

“Jadi kita harus bijak menggunakan obat, tetapi jangan takut. Kalau ada efek samping, Insya Allah efek sampingnya sudah diperkirakan, jadi kita jangan terlalu khawatir,” kata Profesor Yahdiana Harahap, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari YouTube Fakultas Farmasi UI.

Profesor Yahdiana Harahap menjelaskan, untuk mengidentifikasi dan mencegah dampak negatif dari interaksi ini, dalam praktik di lapangan, pemantauan masih dilakukan oleh dokter, perawat, dan apoteker yang bertanggung jawab atas masalah terkait obat.

Dokter yang memiliki kewenangan untuk meresepkan obat tentunya akan memperhitungkan risiko interaksi yang mungkin timbul.

Baca Juga: Tidak Menemukan Obat Covid-19 Saat Blusukan ke Apotek, Jokowi: Terus Saya Cari Kemana?

Namun jika ada yang terlewat, apoteker juga akan memberitahukan kepada mereka saat pasien ingin membeli obat.

Menurut Profesor Yahdiana Harahap, tidak ada interaksi antara obat standar Covid-19, kecuali antara klorokuin, hidroksiklorokuin, dan azitromisin.

Selain itu, mungkin juga ada efek lain jika pasien memiliki penyakit penyerta.

Meski obat standar Covid-19 memiliki risiko rendah terkait efek negatif interaksi obat, Profesor Yahdiana Harahap tetap menekankan penggunaan obat tersebut harus dikontrol.

Baca Juga: Artis Nafa Urbach Cepat Sembuh dari Covid-19 Padahal Punya Asma, Ternyata Gara-gara Minum Obat Ini Lho

“Sekarang masyarakat kita, terutama yang isoman kan membeli sendiri-sendiri, yang obat keras juga dibeli harus dengan resep dokter, kemudian dia mengatur sendiri cara pemberian obatnya. Itulah yang dikhawatirkan,” kata Profesor Yahdiana Harahap.

Efek interaksi juga dapat terjadi antara obat sintetik dan herbal. Interaksi ini terjadi karena jamu juga mengandung berbagai bahan kimia.

Menurut Profesor Yahdiana Harahap, oleh karena itu sebaiknya obat herbal diminum setelah obat sintetik mencapai efek maksimal.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: YouTube Fakultas Farmasi UI


Tags

Terkini