Network
KABAR BESUKI – Sosok pengamat politik Muamin mengatakan pemasangan baliho Puan Maharani menghabiskan banyak uang padahal keadaan rakyat sedang banyak yang lapar.
Pengamat politik Lingar Faces of Humanity Muhammad Mualimin mengkritik banyaknya baliho Presiden DPR RI Puan Maharani yang bermunculan di seantero Nusantara.
Pergerakan pemasangan baliho tersebut, terbaca jelas dengan pola yang tersembunyi di baliknya.
Mualimin mengatakan, kemunculan baliho Puan Maharani secara serentak di berbagai daerah itu sejalan dengan gerakan politiknya yang tampil garang menyerang pemerintahan Jokowi untuk satu tujuan.
Baca Juga: Natalius Pigai Menganalisa Jika Puan Maharani Ingin Jadi Presiden Harus Pecat Jokowi Sebagai Kader
Namun, bukan berarti pemasangan reklame tersebut berjalan mulus, karena sejumlah gambar dirusak dan dicoret-coret.
Seperti yang terjadi di Jawa Timur. Menurut Mualimin, wajar saja jika baliho Puan Maharani rusak, mengingat kondisi saat ini yang cukup berat.
Bukannya mendapat bantuan sembako, warga yang kelaparan itu, kata dia, malah disambut dengan berbagai papan pengumuman dari ketua DPR RI dari PDIP.
Sehingga rasa frustrasi itu kemudian tumpah ke papan baliho yang sudah dipasangkan.
“Pemasangan baliho ini serentak dan sistematis, banyak sekali uang habis untuk pasang baliho. Pasang baliho itu cara kampanye tradisional yang sangat mahal. Padahal harusnya uang itu dibelikan lauk pauk atau sembako ke masyarakat, karena banyak rakyat yang lapar,” tutur Mualimin, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari YouTube Tagar TV.
Dia menilai wajar jika beberapa baliho kemudian dirusak dan dicoret-coreti dengan sebuah tulisan.
Baca Juga: Puan Maharani Berikan Apresiasi Terhadap Kinerja Nakes Sepanjang PPKM Darurat
Karena dipandang sebagai ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap pimpinan DPR yang terkesan menghambur-hamburkan uang untuk baliho.
“Ya ini kekecewaan, mereka lapar yang nongol baliho Puan, pantas dicoret-coret. Ini seharusnya jadi renungan kita bersama,” kata Mualimin.
Menurutnya, Puan Maharani harus bisa menggunakan uang yang ada untuk membantu masyarakat miskin melalui jaringan pengurus PDIP di seluruh Indonesia.
Dengan cara ini bantuan akan lebih efektif dan nama akan mudah diingat orang.***
