KABAR BESUKI - Pengamat politik Rocky Gerung menyebut aksi Ali Mochtar Ngabalin di hadapan publik sebagai cermin dari kinerja pemerintah saat ini.
Rocky Gerung juga mengatakan bahwa pihak-pihak yang berada di dalam lingkaran kekuasaan sudah tak lagi mampu berpikir untuk mengantisipasi risiko akibat kebijakannya yang menurutnya serampangan hingga menimbulkan kepanikan.
"Kalau otak kita cukup kuat, dia diatur untuk memikirkan risiko. Jadi otak kita dirancang untuk mengantisipasi risiko. Sekarang kita lihat otak kekuasaan itu nggak mampu untuk mengantisipasi risiko. Karena dia panik, dia geraknya serampangan, gak ada arah," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 6 Agustus 2021.
Rocky Gerung kemudian mengingatkan kepada publik ketika Kepala KSP Moeldoko memberikan komando kepada seluruh jajaran di kabinet Presiden Jokowi untuk tak berbicara di depan publik untuk hal-hal krusial, kecuali dirinya sendiri dan Pramono Anung.
Akan tetapi, di sisi lain para menteri juga dilanda kebingungan ketika ingin menyampaikan hasil rapat bersama Presiden Jokowi karena tidak jelasnya kesimpulan dari rapat tersebut.
"Dulu, Kepala KSP Pak Moeldoko udah bilang 'Nggak boleh ada lagi yang ngomong kecuali dua orang' kan dia sendiri atau Pramono Anung sebagai Sekretaris Kabinet gitu. Tetapi kita tahu bahwa setiap kali selesai rapat koordinasi oleh presiden, bahkan menteri-menterinya saling tengok-tengokan. Karena begitu selesai rapat, presiden masuk ke dalam, lalu menteri bingung ini mau ngomongin apa ke publik karena presiden nggak tahu apa kesimpulannya kan?," ujarnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Banyak Tokoh Istana Lupa Diri terhadap Jabatan yang Diembannya
Rocky Gerung menilai, ketidakseriusan para menteri dalam menyimak instruksi presiden disebabkan oleh kelelahan mereka yang sudah tak mampu diatasi lagi untuk memoles citra pemerintah.