Rocky Gerung juga mengungkapkan bahwa pencitraan yang dilakukan oleh pemerintah benar-benar di luar batas kewajaran.
"Ini satu paket dengan cara Istana memoles dirinya tuh. Jadi ini satu paket dari politik pencitraan Istana yang terus-menerus memberi sinyal palsu dan internasional tentu paham, apalagi soal hutang, ekonomi tumbuh 7 persen tapi korporasi punya hutang sekian triliun, ini gila kan?," katanya.
Rocky Gerung mengingatkan agar pemerintah tidak terus menerus menciptakan kegaduhan dengan berbagai cara termasuk dengan manipulasi data.
Sebab, manipulasi data yang dilakukan pemerintah justru tidak dapat membuat masyarakat memahami persoalan yang sesungguhnya terjadi saat ini.
"Jadi bagaimana mungkin kita berupaya untuk memahami secara real problem kita kalau problem itu justru diinisiasi oleh Istana," ujar dia.
Baca Juga: Rocky Gerung Sarankan MPR Gelar Sidang Istimewa terhadap Presiden Jokowi Karena Gagal Atasi Pandemi
Rocky Gerung turut memberikan peringatan kepada pemerintah bahwa jika tindakan manipulasi data ini dilakukan terus-menerus akan menjadi bahaya besar bagi Indonesia di dunia internasional.
Buruknya kinerja Pemerintah Indonesia justru dapat menciptakan peluang bagi para spekulan untuk mempermainkan Indonesia seperti yang terjadi pada Krisis Finansial Asia 1998.
"Jadi satu paket yang berbahaya karena akan dipermainkan oleh pasar uang internasional, melihat korporasi gagal ya udah masuk segala macem spekulasi. Lalu biasa sama seperti 98, mumpung lagi jatuh terus dibeli itu, diakal-akalin, dijual lagi, asetnya minus," tuturnya.***