Ferdinand Hutahaean Kesal Karena Opini Soal TKA China Disebut Sesat dan Dibilang Bodoh: Bikin Rusuh Bangsa

- 11 Agustus 2021, 19:20 WIB
Ferdinand Hutahaean Kesal Karena Opini Soal TKA China Disebut Sesat dan Dibilang Bodoh: Bikin Rusuh Bangsa
Ferdinand Hutahaean Kesal Karena Opini Soal TKA China Disebut Sesat dan Dibilang Bodoh: Bikin Rusuh Bangsa /Twitter @FerdinandHaean3

Ferdinand Hutahaean Kesal Karena Opini Soal TKA China Disebut Sesat dan Dibilang Bodoh: Bikin Rusuh Bangsa
Ferdinand Hutahaean Kesal Karena Opini Soal TKA China Disebut Sesat dan Dibilang Bodoh: Bikin Rusuh Bangsa Twitter @FerdinandHaean3

Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut Buzzer Bikin Negara Gaduh, Ferdinand Hutahaean: Buzzer Pejuang yang Merawat Kebangsaan

Dari situ, akun tersebut kemudian menjelaskan bahwa personal transfer dalam BOP mengalami koreksi surplus dan salah satu faktornya adalah pembayaran tenaga kerja asing.

“Banyak orang² bodoh spt @FerdinandHaean3 mengisi wacana publik dg opini yg menyesatkan. Makin banyak TKA, akn berdampak pd transfer remitansi dlm balance of payment. Jadi logika makin banyak TKA menguntungkan ekonomi RI itu sesat dan menyesatkan,” tulis akun @Munir_Timur.

Pendapatnya dideskripsikan sesat dan menipu, Ferdinand Hutahaean kemudian tampak kesal.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Angkat Bicara Soal Demo Mahasiswa di Tengah Pandemi Covid-19: Hasutan Bermodal Perasaan

Dia meminta akun tersebut untuk tidak pura-pura tahu. Ferdinand Hutahaean juga mengatakan jumlah TKI di China lebih banyak daripada TKA China di Indonesia.

“Daripada yang masuk cuma tukang jual dalil? Cuma bikin rusuh bangsa? Hehehe come on..!! Jgn sok tau..!! TKI di Cina, Taiwan, Hongkonh lebih banyak jumlahnya dari TKA Cina di Indonesia..!,” tulis Ferdinand Hutahaean.

Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean sempat mengatakan bahwa tenaga kerja asing China berperan dalam pergerakan ekonomi. Hal itu disampaikan Ferdinand menanggapi cuitan Said Didu di Twitter.***

Halaman:

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: Twitter @FerdinandHaean3


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah