Network
Warga yang turut hadir dalam aksi bagi-bagi sembako yang dilakukan Jokowi tampak tidak menjaga jarak.
"Kalau kita lihat suasana kemarin, itu betul-betul padat dan nggak ada jarak sama sekali. Jadi gimana lagi saya mau terangkan itu, pusing menjelaskan itu," katanya.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Manipulasi Data Bisa Perburuk Citra Indonesia di Dunia Internasional
Rocky Gerung mengatakan bahwa aksi bagi-bagi sembako yang dilakukan Jokowi merupakan konfirmasi bahwa dirinya mulai tidak lagi dipercaya oleh banyak kalangan masyarakat.
Rocky Gerung membenarkan hal tersebut dengan melansir hasil survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
"Sebenarnya kita dalam kondisi yang amburadul, dan amburadul itu diperlihatkan dengan kepanikan presiden karena dia tahu bahwa elektabilitas atau popularitasnya udah turun, versi SM-LSI aja udah tinggal 43 persen, itu kalau saya bagi dua tinggal 17 persenan itu kira-kira," ujar dia.
Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Motif Politik di Balik Latihan Bersama TNI AD dan Militer AS
Rocky Gerung menanggapi bahwa aksi bagi-bagi sembako ala Jokowi di Grogol merupakan upaya untuk mengerek kembali popularitas dirinya.
Rocky Gerung menilai bahwa Jokowi tak mampu memprediksi bahwa hadirnya kerumunan saat aksi bagi-bagi sembako semata-mata karena rakyat membutuhkan pangan di tengah kondisinya yang sangat sulit, bukan untuk memuji-muji sosok Jokowi.
"Jadi Jokowi mau cari popularitas dengan cara bagi-bagi sembako, betul-betul nggak ada kemampuan untuk membuat prediksi kalau presiden hadir, orang berkerumun ke situ bukan untuk memuji-muji presiden, tapi karena memang rakyat kekurangan sembako," tuturnya.***
