Network
KABAR BESUKI – Puan Maharani dinilai terlalu ‘menggurui’ dan merendahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah pidatonya di sebuah momen sakral.
Berbeda dengan Puan Maharani, La Nyala dan Bambang Soesatyo justru menunjukkan sikap saling menghormati, saling berterima kasih, dan menghormati sesama pemimpin.
Sedangkan Puan Maharani malah lebih sibuk mengoreksi pemerintah di masa pandemi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ferdinand Hutahaean yang mengomentari pidato Ketua DPR Puan Maharani yang terkesan merendahkan Presiden Jokowi.
Pidato tersebut setidaknya disampaikan dalam sidang tahunan MPR, sidang gabungan DPR-DPD dan Pidato Presiden sebagai bagian dari penyampaian RUU APBN 2022 pada Senin 16 Agustus 2021.
Menurut Ferdinand Hutahaean, pidato Puan Maharani tersebut tidak hanya panjang, tetapi memiliki nada merendahkan yang kuat terhadap eksekutif.
“Dia lupa apa kerjanya selama ini dan apa yang dilakukan DPR selama kepemimpinannya? Sudah lakukan apa sampai sekarang? Saya tak mendengar apa yang sudah dikerjakan Puan, termasuk soal Prolegnas, 2020, berapa UU yang diselesaikan, dan kegiatan di bawah pimpinan beliau. Tidak tersampaikan. Beliau justru larut di dalam menilai kinerja eksekutif,” tutur Ferdinand Hutahaean, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari YouTube Tagar TV.
Baca Juga: Puan Maharani Ajak Generasi Muda Berikan Kontribusi untuk Negara dalam Situasi Pandemi Covid-19
Meskipun pada saat seperti ini,hal itu dibilang tidak pantas bagi Puan Maharani untuk melakukan itu.
Ferdinand Hutahaean mengaku terkejut dengan pernyataan Puan Maharani yang sebenarnya lebih panjang dari Jokowi.
Puan Maharani tampak menggurui meminta eksekutif melakukan ini dan itu.
Bahkan, Puan Maharani dinilai tidak menunjukkan rasa hormat antar institusi pada saat yang sakral ini.
Bagi Ferdinand Hutahaean, mengkritik saat itu tidak tepat karena bukan forum. Selain itu, DPR merupakan mitra Pemerintah.
Kalaupun ingin mengkritik, Puan Maharani harus menggunakan forum yang ada menggunakan komisi untuk mengadakan kementerian.***
