KABAR BESUKI - Pengamat politik Rocky Gerung menyebut ada motif politik pencitraan di balik 'radical experiment' untuk menggenjot proyek infrastruktur.
Rocky Gerung menyebut pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi sedang panik karena nyaris tak mampu melanjutkan proyek infrastruktur yang telah ditandatangani, sedangkan dana yang tersedia tak lagi mencukupi.
"Pemerintah panik karena nggak mampu melanjutkan proyek infrastruktur, maka dia pakai cara agar supaya proyek-proyek yang udah ditandatangani dengan oligarki itu nggak batal, sehingga harus dipakai cara 'radical experiment' semacam ini. Eksperimen aja udah kacau, apalagi 'radical experiment' kan?," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Rabu, 1 September 2021.
Rocky Gerung mengatakan, pemerintah sangat membutuhkan dana hingga Rp2.000 triliun untuk mem-backup kas yang kosong demi membiayai proyek infrastruktur.
Akan tetapi, tindakan 'radical experiment' yang dilakukan oleh pemerintah membuat sifat prudential yang dimiliki Bank Indonesia dan bank-bank di bawah binaannya hilang sama sekali.
"Kita bisa membayangkan, ini bukan sekedar Rp200 triliun, mungkin sampai Rp2.000 triliun dipakai untuk mem-backup kas pemerintah yang kosong, sehingga sifat prudential dari Bank Indonesia dan bank-bank yang dia bina itu hilang sama sekali," ujarnya.
Menurut Rocky Gerung, tindakan 'radical experiment' yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dapat membuat kepercayaan Indonesia hilang di mata dunia internasional khususnya dalam hal ekonomi.