Baca Juga: Bupati Probolinggo Kena OTT KPK, Ini Penjelasan Firli Bahuri
Rocky Gerung menyebut Sri Mulyani 'buta huruf' terhadap asal usul tindak pidana korupsi, yaitu politik dinasti yang dilakukan oleh pejabat publik.
Dia juga memberikan kritik terhadap Sri Mulyani yang hanya bisa curhat melalui media sosial ketika ada isu pasangan suami istri yang diduga maling uang rakyat (koruptor) di Probolinggo.
"Jadi Sri Mulyani itu buta huruf terhadap asal usul korupsi, yaitu (politik) dinastinya. Mestinya dia mengerti anatomi dari korupsi tuh, bukan sekedar karena ada kasus di Probolinggo lalu tiba-tiba mesti ngadu ke Instagram, kan orang baca 'Ngapain menteri keuangan ngadu lewat Instagram? Ngadu lewat Facebook?', kan itu bukan media resmi untuk memberantas korupsi," katanya.
Rocky Gerung menyarankan agar Sri Mulyani menggelar konferensi pers agar publik memiliki pandangan yang luas tentang insider trading di kalangan keluarga para pejabat Istana melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh wartawan.
"Kalau mau bikin konferensi pers, supaya wartawan punya hak untuk bertanya memperluas pandangan publik melalui pertanyaan kepada Ibu Sri Mulyani. Misalnya 'Apa pendapat Ibu Sri Mulyani tentang insider trading di kalangan keluarga para pejabat Istana?' misalnya," ujar dia.
Rocky Gerung mengatakan, sikap Sri Mulyani yang hanya sanggup curhat melalui media sosial mengindikasikan adanya problem psikologis tersendiri.
Dia menyarankan agar Sri Mulyani keluar dari kabinet jika tak setuju dengan tindak pidana korupsi di lingkungan Istana.
"Jadi kalau sekedar ngadu, ngomel di Instagram, ada problem psikologi bahwa dia mau beritahu pada rakyat 'Saya juga nggak setuju korupsi loh', iya kalau nggak setuju korupsi keluar dari kabinet, kenapa? Karena seluruh kebijakan kabinet banyak yang basisnya adalah menguntungkan dinasti tuh," tuturnya.***