Sejak saat itu pula, banyak masyarakat di luar Bojong Koneng bahkan di luar provinsi Jawa Barat yang mengirimkan surat kepada Rocky Gerung atas keluhan terkait tanahnya yang menjadi lahan sengketa dengan korporasi properti raksasa.
Masyarakat menganggap, persoalan yang dihadapi Rocky Gerung menjadi kesempatan untuk mengingatkan mereka akan hak tanah yang seharusnya mereka miliki.
Di sisi lain, Rizal Ramli juga mengkampanyekan untuk memboikot saham Sentul City sebagai bentuk pembelaan terhadap hak warga Bojong Koneng yang tertindas.
Atas hal tersebut, ProDem kemudian mencoba mendesak pemerintah agar memberikan perhatian khusus kepada warga Bojong Koneng yang merasa ditindas oleh Sentul City.
Rocky Gerung mengatakan, hal tersebut tidak dimaksudkan untuk menghakimi namun mengingatkan publik bahwa Sentul City merupakan bagian dari problem mafia tanah di Indonesia.
"Karena itu ProDem menggedor pintu pemerintah supaya melihat ada banyak soal yang kemudian berakumulasi pada Sentul City. Bukan menghakimi Sentul City, tapi memberi peringatan bahwa Sentul City adalah bagian dari problem mafia tanah di Indonesia," ujarnya.
Rocky Gerung menilai, ProDem berupaya untuk meminta perhatian pemerintah karena telah menjanjikan adanya reformasi agraria yang berpihak pada rakyat kecil.
"Jadi pemerintah coba pay attention pada apa yang diteriakkan oleh ProDem, dan teriakan itu adalah teriakan rakyat bawah," tuturnya.***