KABAR BESUKI - Baru-baru ini sebuah media nasional menyebut Jokowi 'plin plan' soal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan tax amnesty jilid kedua dalam judul beritanya.
Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung ikut angkat bicara tentang sikap 'plin plan' Jokowi terkait kereta cepat dan tax amnesty jilid kedua.
Rocky Gerung menilai ada faktor deal tersembunyi di balik sikap 'plin plan' Jokowi dalam proyek kereta cepat dan tax amnesty jilid kedua.
Rocky Gerung menilai, penyebutan 'plin plan' yang dialamatkan kepada Jokowi kemungkinan merupakan kebijakan dari pihak redaktur media yang memuat berita dengan diksi 'plin plan' tersebut.
"Saya kira ada redaktur yang mengubah judul, karena mestinya judulnya itu kebijakan 'jenius' atau sangat mungkin memang tadi pagi udah ada revisi KBBI bahwa jenius itu sinonimnya adalah 'plin-plan'. Tapi kita anggap aja itu betul, itu yang justru jadi aneh," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Senin, 11 Oktober 2021.
Rocky Gerung mengungkapkan, media tersebut yang selama ini dikenal kerap memuji Jokowi habis-habisan mulai berubah pikiran sejak Maria Ressa dan Dmitri memperoleh Nobel Perdamaian beberapa hari yang lalu.
Dia menyebut, jurnalis di media tersebut juga ingin menyaingi prestasi Maria Ressa dan Dmitri agar memperoleh Nobel Perdamaian di kemudian hari.
"D***k mungkin sekali agak berubah pikiran setelah mengetahui bahwa Maria Ressa dan Dmitri mendapat hadiah nobel, tentu jurnalis D***k berupaya juga untuk menyaingi prestasi dari Maria Ressa dan Dmitri, kira-kira begitu," ujarnya.