Baca Juga: Wartawan Filipina dan Rusia Raih Nobel Perdamaian, Rocky Gerung Sindir Daya Kritis Pers Indonesia
Rocky Gerung mengatakan, ada unsur deal rahasia dan tersembunyi di balik hutang tersembunyi Indonesia ke China, termasuk untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Atas hal tersebut, Jokowi lantas menunjuk Luhut sebagai komandan proyek agar hutang yang tersembunyi tersebut seolah-olah merupakan sesuatu yang normal.
"Itu yang menunjukkan bahwa memang ada deal-deal rahasia, termasuk hutang yang tersembunyi. Pasti juga ada deal tersembunyi, sehingga Pak Luhut terpaksa ambil alih supaya yang tersembunyi itu betul-betul terlihat sebagai hal yang normal," katanya.
Akan tetapi, 'kenormalan' tersebut justru dipertanyakan publik karena ternyata proyek tersebut juga akan memakan APBN, padahal Jokowi sempat berjanji tak akan gunakan APBN dalam membiayai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Tapi kenormalan itu kemudian menjadi pertanyaan publik, itu artinya jalan kereta cepat itu akan dibiayai oleh pajak Hersubeno, pajak Rocky Gerung segala macem," ujar dia.
Baca Juga: Isu Pandora Papers Airlangga-Luhut, Netizen: Menjabat untuk Kepentingan Pribadi dan Golongan
Rocky Gerung menyebut, publik tetap akan menganggap kereta cepat tak akan menguntungkan secara bisnis, namun pemerintah tetap akan meneruskan proyek tersebut karena dinilai juga menguntungkan pengusaha yang memiliki bisnis lain dengan memanfaatkan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.
Karena itulah, pemerintah tetap memaksakan diri untuk melanjutkan proyek tersebut meski harus menguras APBN dengan segala cara.
"Kita tetap menganggap secara ekonomi memang tidak menguntungkan bisnis kereta itu, tapi ya udah karena itu bagian dari upaya mengumpulkan upeti, akibatnya mesti dibiayai oleh APBN supaya ada bagian juga yang bisa dinegosiasikan dengan banggar, dengan partai-partai supaya lolos APBN-nya," ucapnya.