Menyoroti tindakan KPK terhadap maling uang rakyat (koruptor), Rocky Gerung menyebut KPK saat ini seolah takut dengan PDIP yang memiliki pengaruh besar dalam kekuasaan, meski Jokowi mengisyaratkan dirinya seolah kurang nyaman dengan PDIP.
"Kalau KPK independen, maka dua warna harus dicampur tuh, merah dan kuning. Artinya, KPK tetap takut terhadap PDIP, padahal Pak Jokowi udah kasih sinyal bahwa dia kurang nyaman dengan PDIP," katanya.
Rocky Gerung juga menilai, Jokowi saat ini sedang dilanda kebimbangan untuk mencari perlindungan politik karena PDIP maupun Golkar sama-sama berambisi kuat untuk mempersiapkan Pemilu 2024 mendatang.
Sebab menurutnya, Golkar saat ini disebut sedang dalam bidikan PDIP melalui tangan KPK, ditandai dengan dijebloskannya Azis Syamsuddin sebagai tersangka.
"Jadi poin saya, Jokowi sekarang terengah-engah tuh, dia mau mengejar Golkar dalam upaya cari perlindungan politik setelah 2024 nggak dapet juga tuh, karena dihajar terus oleh KPK, saya kira itu definisi dari 'Yang kuning dihajar dulu dong, baru gua (PDIP) terakhir', kira-kira begitu," ujar dia.
Baca Juga: KPK Tetapkan Azis Syamsuddin Sebagai Tersangka, Rocky Gerung: Mungkin Kurang Setoran
Rocky Gerung menilai, Golkar diincar PDIP untuk dihancurkan karena ambisi sang ketua umum yang dinilai terlalu kuat untuk maju dalam Pilpres 2024.
Konsekuensinya menurut dia, Jokowi menganggap Golkar harus dihancurkan terlebih dahulu, kemudian baru dilakukan negosiasi politik di lain waktu.
"Tapi memang, Golkar sendiri terlalu kuat ambisinya untuk maju sebagai presiden. Jadi pembicaraan dengan Jokowi belum selesai, Airlangga udah ambisi, pasang baliho dimana-mana. Maka Jokowi juga menganggap 'Yah, boleh tuh hajar dulu transaksi belakangan'," tuturnya.***