Said Didu lantas memberikan sindiran tajam terkait pernyataan Luhut yang sempat menyebut bahwa adanya bisnis tes PCR bukan untuk meraup keuntungan melainkan untuk membantu masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Said Didu mengatakan bahwa para pejabat yang mengklaim tidak mencari keuntungan dengan bisnis PCR ini adalah orang-orang yang akal sehatnya rusak.
“Banyak yang mengatakan bahwa ini bisnis sosial, jumlahnya kecil, tidak untuk mencari keuntungan, nah ini menurut saya akal sehatnya sudah rusak,” ujar Said Didu.
Baca Juga: 4 Pilar Pengembangan 'Indonesia Spice Up The World', Salah Satunya Indonesia Destinasi Kuliner
Lebih lanjut, Said Didu juga mengatakan bahwa para pejabat negara yang sengaja menempatkan kepentingan bisnis dalam proses kebijakan publik merupakan kesalahan yang fatal.
Said Didu menyebut bahwa para pejabat yang membuat kebijakan namun justru ikut ‘bermain’ bisnis PCR memiliki etika paling rendah.
“Menurut saya ini etika biadab adalah yang bikin aturan, berbisnis, kemudian memeras rakyat pada saat bencana itulah menurut saya etika paling rendah,” katanya.
Seperti diketahui sebelumnya, tidak hanya Menko Luhut yang diduga terlibat bisnis PCR, Menteri BUMN Erick Thohir juga diduga terlibat permainan bisnis tes PCR.
Hal ini karena, perusahaan milik kedua menteri itu diduga terlibat dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (PT GSI) yang menjalankan bisnis tes PCR.