Rocky Gerung Sebut Reuni 212 Sengaja ‘Digagalkan’ Pemerintah: Itu Gerakan Etis Bukan Politis, Kenapa Takut?

- 7 Desember 2021, 13:33 WIB
rocky gerung sebut reuni 212 gerakan etis bukan politis
rocky gerung sebut reuni 212 gerakan etis bukan politis /Instagram.com/@rocky_gerung

KABAR BESUKI - Pengamat politik Rocky Gerung memberikan komentarnya terkait aksi reuni 212 beberapa waktu lalu yang tidak mendapatkan izin dari pihak kepolisian karena dinilai dapat menimbulkan kerumunan di masa pandemi Covid-19.

Rocky Gerung menilai reuni 212 memang sengaja dihalangi aparat. Dikatakannya, reuni 212 ini bukan sekedar kumpulan orang, melainkan kumpulan ide dan pemikiran.

“212  bukan sekedar kumpulan orang dia adalah kumpulan pikiran untuk menguji legitimasi kekuasaan,” kata Rocky Gerung seperti dikutip Kabar Besuki dari Youtube Refly Harun pada 7 Desember 2021.

Baca Juga: KSAD DUDUNG Mengatakan 'Jangan Terlalu dalam Belajar Agama', Sekjen PBNU Beri Pembelaan

“Jadi kalau ada reuni, itu bukan reuni massa sebetulnya, itu reuni ide, jadi orang yang punya ide bertemu dengan ide,” sambungnya.

Menurut Rocky Gerung, kekuasaan melihat bahwa reuni 212 adalah sebuah massa yang bisa saja mengancam, padahal adanya reuni 212 ini menunjukkan adanya kesetaraan warga negara.

Rocky Gerung menyebut bahwa aksi reuni 212 adalah gerakan etis yang tidak seharusnya ditakuti oleh pemerintah.

“Sehingga orang ingat, 212 itu gerakan etis bukan gerakan politis, kekuasaan kenapa takut pada gerakan etis?” ujar Rocky Gerung.

Baca Juga: Muncul Video Mensos Risma Nampak Sedang Mengendalikan Angin dan Badai, Netizen: Job Paranormal Pun Dia Embat

Mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia itu mengatakan bahwa gerakan etis yang dilakukan melalui reuni 212 ini semacam mengingatkan bangsa terkait adanya ketidakadilan.

Rocky Gerung berpendapat bahwa aksi reuni 212 bisa dianggap sebagai pengingat dan monument bahwa masih terjadi ketidakadilan di Indonesia sehingga memunculkan protes missal.

“Itu semacam upaya mengingatkan bangsa bahwa bila terjadi ketidakadilan maka aka nada protes massal, nah sekarang masih ada ketidakadilan sehingga orang bereuni di Monas, itu sebetulnya adalah hal yang biasa,” jelas Rocky Gerung.

Baca Juga: Vaksinasi Meningkat, Luhut Sebut Penerapan PPKM Level 3 di Seluruh Wilayah Indonesia Saat Libur Nataru Batal

Lebih lanjut, Rocky Gerung mengatakan bahwa ide diadakannya reuni 212 itu masih relevan karena masih ada kondisi ketidakadilan.

Ia bahkan menyebut bahwa reuni 212 ini sebetulnya hal receh yang sebenarnya tidak perlu ditakuti oleh pemerintah.

Menurut Rocky Gerung, dilarangnya aksi reuni 212 ini justru menunjukkan bahwa kekuasaan terlihat semakin arogan.

Baca Juga: Erick Thohir Tunjuk Kader PDIP Jadi Dirut PLN, Rocky Gerung: Kelihatannya Lagi Membangun Tim Sukses

“Dengan melarang 212 maka diingatkan lagi bahwa itu adalah peristiwa yang sengaja diabaikan, padahal itu pelajaran politik besar,” pungkasnya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah