Network
KABAR BESUKI – Mengenai dugaan bahwa Ali Mochtar Ngabalin dinilai menghina orang Jawa, Hersubeno Arif menilai mereka mereka tak akan melaporkan hal tersebut.
Ali Mochtar Ngabalin, mengatakan pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam mendistribusikan pembangunan secara adil agar tidak terpusat di Pulau Jawa.
Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi terbesar terjadi di Pulau Jawa.
Menanggapi hal tersebut, jurnalis FNN Hersubeno Arief mengungkap kontroversi belakangan ini di mana sejumlah tokoh ditengarai melecehkan masyarakat di satu daerah.
Meskipun pernyataan seperti itu mungkin tidak berarti penghinaan atau hanya kesalahan ejaan yang sederhana.
Seperti diketahui, baru-baru ini aktivis media sosial Edy Mulyadi membuat marah publik karena dianggap menghina Kalimantan.
Baca Juga: Ngabalin Diduga Hina Orang Jawa, Rocky Gerung Minta Jangan Dilaporkan: Nggak Ada Gunanya
Hampir mirp dengan kasus ini, KSP Ali Mochtar Ngabalin juga disebut-sebut telah menghina masyarakat setempat.
Namun menurut Hersubeno Arief, mungkin yang ingin diungkapkan Ali Mochtar Ngabalin bukanlah ‘Jawa’ melainkan ‘pulau Jawa’.
"Pernyataan staf KSP Ali Mochtar Ngabalin bahwa mengapa ibu kota dipindahkan ke Kalimantan itu karena semua apa-apa orang Jawa. Terus banyak yang bercanda, 'ini bisa dilaporkan ini, karena menghina orang Jawa’. Dia memang spesifik menyebut orang Jawa bukan Pulau Jawa,” tutur Hersubeno Arief.
Kemudian, Hersubeno Arief meyakini bahwa mereka mereka yang orang Jawa tersebut memilih untuk tidak akan melaporkan Ali Mochtar Ngabalin.
"Sebenarnya kan maksud dia Pulau Jawa ya bukan orang Jawa, saya kira orang Jawa gak akan melaporkan Ali Mochtar Ngabalin karena mereka pasti maklum Ngabalin yang menyampaikan itu," tututr Hersubeno Arief.***
