“Tapi prof melakukan doa pake bahasa indonesia itu karena apa? Hayooo, apa sama alasannya dengan Pak Jenderal?,” tulis akun @ArifMIqbal2.
Kemudian Mahfud MD menjawab pertanyaan tersebut bahwa doa akan diterima dari orang yang berdoa dengan hati yang khusyuk.
“Bnyk orang memaksa diri pakai Bhs Arab tp tak tahu artinya. Ada yg berdizikir “Ya kayuku ya kayumu” (maksudnya, yaa hayyu yaa qayyumu); ada jg yg memuji “wolo wolo kuwwato” (maksudnya, laa hawla walaa quwwata illaa billah). Doa yg diterima tentu yg keluar dari kekhusyukan hati,” tulis Mahfud MD.
Kemudian cuitan Mahfud MD itu masih menuai komentar dari netizen.
"Intinya krn belum bisa bahasa Arab saja Prof," tulis komentar dari akun @sukradisahputra.
"Berdoa dg bahasa kok ada larangan padahal doa itu dalam hati," tulis komentar dari akun @KEWALORENZO.
"Setuju Prof utk yg pernah berhaji sewaktu wukuf di Arafah berdoa nya jg gak selalu pake bahasa arab kan so yg penting itu adab berdoa nya," tulis komentar dari akun @spasmomen40.***