KABAR BESUKI – Menanggapi soal mantan Kapolres yang menilai dzikir Warga Wadas disebut peringatan untuk mengajak perang, Ketua MUI Cholil Nafis turut angkat bicara.
Sosok AKBP Rizal Marito kini menjadi sorotan karena menurutnya dzikir hasbunallah masyarakat Wadas dimaknai sebagai ajakan perang.
Mantan Kapolres Purworejo AKBP Rizal Marito jadi sorotan usai mengatakan hasbunallah merupakan peringatan perang.
Namun, AKBP Rizal Marito mengatakan kata-kata ini tidak baru-baru ini tetapi tahun lalu, pada April 2021, ketika orang-orang Wadas menolak keras penambangan andesit.
Setahun lalu, warga Wadas Purworejo bentrok dengan polisi yang ingin mengamankan proses terkait pertambangan di desa tersebut.
“Begitu kita datang mereka melakukan dzikir hasbunallah wanikmal wakil ini biasanya digunakan untuk melaksanakan perang. Artinya mereka sudah mendesaian mempersiapkan tempat itu sebagai tempat perang, hal itu yang menurut kami tak akan kami harapkan,” tutur AKBP Rizal Marito.
Menanggapi hal tersebut, Ketua MUI Cholil Nafis malah menyinggung Nabi Muhammad SAW karena ingin meluruskan pernyataan mantan Kapolres Purworejo terkait dzikir warga desa Wadas.
Cholil Nafis menjelaskan, peringatan bagi masyarakat Wadas Purworejo bukanlah ajakan untuk berperang.
Menurutnya, dzikir disebut sebagai makna penyerahan diri kepada Allah SWT.
Kemudian, Cholil menjelaskan jika dzikir itu diucapkan oleh Nabi SAW ketika menerima kabar bahwa ia akan menerima serangan dari kaum Quraisy.
“Dzikir hasbunallah wani’mal yaqin itu sikap menyerahkan urusan kpd Allah n mohon perlindunganNya. Itu dzikir Nabi saw saat dikabarkan akan diserang pasukan kuffar Quraisy dan dzikir Nabi Ibrahim as ktk dilempar ke api. Itu bukan dzikir melawan kezhaliman apalagi bersiap perang,” tulis Cholil Nafis.
Dengan demikian menurut Cholil Nafis bahwa dzikir warga Wadas tidak cocok untuk disandingkan dengan perang.
Dikarenakan menurutnya, melantunkan dzikir bukanlah tanda persiapan perang.***