KABAR BESUKI - Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Geisz Chalifah memberikan jawaban bijak saat ditanya mengenai potensi Anies Baswedan untuk maju dalam Pilpres 2024.
Geisz Chalifah mengaku tak yakin jika Anies Baswedan akan mencalonkan diri pada Pilpres 2024 mendatang, meski dirinya masih memiliki harapan.
Geisz Chalifah menyebut ada syarat fundamental yang tidak dipenuhi saat ditanya potensi Anies Baswedan untuk maju dalam Pilpres 2024.
"Harapan ada. Tapi saya yakin, kalau bakal nyalon nggak tuh. Ada syarat fundamental yang tidak dipenuhi," kata Geisz Chalifah sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Kamis, 23 Februari 2022.
Geisz Chalifah menegaskan bahwa dirinya lebih memilih untuk berharap secara realistis agar tak menimbulkan rasa kecewa yang berlebihan.
Untuk saat ini, dirinya memilih untuk tetap menjalani segala proses yang ada dan dapat dilakukan saat ini.
"Menaruh harapan itu harus realistis. Jadi supaya kita nggak kecewa, jalan aja lah," ujarnya.
Geisz Chalifah juga turut disodori pertanyaan oleh Refly Harun mengenai aturan presidential treshold 20 persen yang diduga kuat merupakan salah satu upaya menjegal langkah Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Selama ini, dirinya telah melihat berbagai indikasi yang dilakukan oleh kubu Istana untuk menjegal Anies Baswedan agar tak maju Pilpres 2024.
Salah satunya adalah inkonsistensi sikap yang dipertontonkan para menteri, yang disinyalir kuat merupakan indikasi untuk menjegal langkah Anies menuju Pilpres 2024.
"Semua menteri seringkali bicara itu, apa yang dikerjakan dan apa yang dikatakan kan berbeda," katanya.
Ketika terjadi bansos ganda di wilayah DKI Jakarta, Geisz Chalifah mengetahui bahwa Anies Baswedan diserang habis-habisan ketika Gubernur DKI Jakarta itu baru memberikan bansos yang disediakan Pemprov DKI Jakarta bersamaan dengan turunnya bansos dari pemerintah pusat.
"Bansos dobel, yang dikritik Anies. Padahal bansosnya itu setelah pemerintah pusat ngasih, DKI ngasih. Bansonya kan dimakan, pasti abis," ujar dia.
Selain itu, Anies Baswedan juga diserang ketika akan mengumumkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta.
Geisz Chalifah menyoroti pernyataan salah seorang menteri yang menyebut bahwa negara mengalami kerugian Rp300 triliun di bursa saham akibat isu PSBB DKI Jakarta tanpa dasar yang jelas.
"Kedua, Anies mau mengumumkan PSBB atau tarik rem darurat, tidak ada kalimat PSBB total. Tau-tau ada menteri menyatakan bahwa negara rugi Rp300 triliun di bursa saham. Logikanya di mana? Terus yang disalahkan Anies? Kan sering banget," tuturnya.***