Rocky Gerung menegaskan bahaya yang terjadi apabila soal speaker masjid diatur oleh negara melalui Menag Yaqut, sebagaimana yang terjadi saat ini.
Filsuf kelahiran Manado itu menganggap, Menag Yaqut seolah memiliki keinginan untuk menertibkan sejumlah masjid di tanah air.
"Jadi soal-soal yang diatur di komunitas, kalau diatur oleh negara justru bahaya. Tapi udahlah, kita mau anggap bahwa keinginan untuk mengatur kadangkala juga disebabkan oleh keinginan untuk menertibkan," katanya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyoroti isi dari surat edaran Menag Yaqut terkait aturan baru soal penggunaan speaker masjid yang dikeluarkannya baru-baru ini.
Menurut dia, aturan tersebut menimbulkan gejolak bahkan memicu Menag Yaqut mengeluarkan pernyataan yang terkesan menyamakan adzan dengan gonggongan anjing karena 'terpeleset'.
"Pak Menag sebetulnya mungkin maksudnya untuk mengatur, tapi dia keluarkan sesuatu yang sifatnya menertibkan sehingga terjadi gejolak tuh, yang mungkin sebetulnya ditunggu akhirnya keceplosan lah Pak Menag tentang anjing menggonggong, jadi kan kacau tuh," ujar dia.
Terakhir, Rocky Gerung menilai bahwa hal tersebut tak perlu terjadi jika keakraban dalam berwarganegara terwujud, yang seharusnya menjadi tanggung jawab Presiden Jokowi untuk mewujudkan hal tersebut.
"Sebetulnya, ini nggak mungkin terjadi kalau ada keakraban berwarganegara, dan itu bukan tugas Menag, tapi tugas presiden," tuturnya.***